Tak Lagi Sandang Status Ibu Kota Negara, Heru Budi Sebut Jakarta Jadi Kota Inisiator di MGMAC
Reporter
Mutia Yuantisya
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Rabu, 2 Agustus 2023 20:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan Jakarta akan menjadi Kota Inisiator pada Meeting of Governors and Mayors of ASEAN Capitals (MGMAC) dan ASEAN Mayors Forum (AMF). Status baru itu diberikan karena Jakarrta tidak lagi menyandang status Ibu Kota Negara pada tahun depan.
“Kami menyampaikan bahwa perpindahan ibu kota segera berlangsung ke IKN, DKI Jakarta masih kekhususan dan DKI Jakarta bagian dari MGMAC selanjutnya, sebagai kota inisiator,” kata Heru Budi dalam konferensi pers di Fairmont Hotel, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Agustus 2023.
Pada pertemuan hari kedua pertemuan para Gubernur Negara ASEAN kali ini menghasilkan naskah Deklarasi Bersama (Joint Declaration) yang telah disepakati oleh para delegasi.
Naskah Joint Declaration (Deklarasi Bersama) MGMAC 2023 berisi poin-poin sebagai berikut:
1. Mengimbau para pemimpin ASEAN untuk memformalkan Meeting of Governors and Mayors of ASEAN Capitals (MGMAC) dan ASEAN Mayors Forum (AMF), menyalurkan aspirasi pemerintah daerah yang mendukung proses pengembangan Komunitas ASEAN, seperti peningkatan hubungan perkotaan-perdesaan dan peran kota-kota perantara (intermediary cities) untuk mempercepat transformasi perdesaan
2. Mengupayakan pertumbuhan ekonomi inklusif yang mendorong kondisi kehidupan dan peluang ekonomi yang lebih baik serta menjamin akses pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk semua, termasuk anak- anak, perempuan, remaja, lanjut usia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan
3. Mempercepat transformasi digital dengan pendekatan yang koheren, harmonis, dan berbasis aturan untuk berbagai pemangku kepentingan. Berikutnya, memastikan bahwa pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat ASEAN dilengkapi dengan keterampilan, kompetensi, dan nilai transformasi digital yang relevan untuk mengatasi tantangan Revolusi Industri Keempat (the Fourth Industrial Revolution/4IR) dan dunia kerja yang terus berubah.
4. Berkomitmen dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan lingkungan dengan meningkatkan kerja sama dan kemitraan; memajukan keterkaitan antara aksi iklim dan mempromosikan konservasi dan pemanfaatan dari keanekaragaman hayati dan ekosistem yang berkelanjutan.
Implementasi pendekatan berbasis alam/ekosistem, serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi untuk mempercepat pencapaian ketahanan yang berkelanjutan; membuat kota lebih layak huni dengan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan. Memprioritaskan investasi pada mobilitas berkelanjutan yang meningkatkan penggunaan moda angkutan umum, berjalan kaki dan bersepeda untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi ketidaksetaraan.
5. Memperkuat arsitektur kesehatan perkotaan yang berfungsi sebagai landasan untuk mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan sosial-ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat ASEAN guna memastikan mekanisme pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan yang lebih efektif dalam menangani potensi penyakit menular, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem.
6. Mendorong pembiayaan hijau untuk mengembangkan dan mempromosikan investasi swasta dalam proyek perkotaan yang berkelanjutan melalui skema pembiayaan inovatif dan campuran untuk mendanai inisiatif pembangunan kota dan bersandar pada kemitraan badan usaha dan swasta yang hemat biaya.
Pilihan Editor: Sekda DKI Sebut Jakarta Masih Punya 3 Kekurangan, Apa Saja?