Jaringan TPPO Myanmar Ancam akan Amputasi Hendri jika Keluarga Tidak Setor Rp 500 Juta

Rabu, 14 Agustus 2024 20:52 WIB

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar menunjukkan cuplikab percakapan. (TEMPO/Muhammad Iqbal)

TEMPO.CO, Jakarta - Yohana, sepupu korban TPPO di Myanmar Suhendri Arsiansyah alias Hendri, mengatakan jika tidak memberikan tebusan, maka korban akan diamputasi. Saat ini Hendri sudah 31 hari menjadi korban penyekapan oleh kelompok bersenjata Myanmar.

Kata Yohana, pihak penyandera meminta uang tebusan kepada keluarga korban melalui telepon seluler Hendri. Saat itu penyekap meminta uang tebusan hingga US$ 30.000 atau sekitar Rp 500 juta. “Iya bakal diamputasi (jika tidak ditebus dalam waktu dekat),” kata Yohana, Rabu, 14 Agustus 2024.

Menurut dia, ancaman para komplotan pelaku penyekapan itu adalah kaki dan tangan Hendri yang akan diamputasi. “Minta 30 ribu dolar Amerika alias Rp 500 juta, saya aja kaget. Saya aja ngontrak. (Amputansinya) tangan, kalau enggak kaki,” ujarnya.

Atas dasar itu, pihak keluarga mengadu ke polisi. Tujuannya agar Hendri dapat diselamatkan dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga.

“Kami konsultasi, ceritain kronologinya. Kalau dari kepolisian, bukan ranahnya dia untuk memulangkan Hendri gitu kan. Itu wewenangnya Kemlu, BP2MI, KBRI. Kalau kita tugasnya paling kalau misalnya udah jemput oleh pemerintah. Eh maksudnya sudah dikeluarkan pemerintah, kita yang jemput. Kata dia (polisi) gitu,” ungkapnya.

Advertising
Advertising

Menurut Yohana, hingga saat ini pihak keluarga belum juga menemukan titik terang. Apalagi, kata dia, Myanmar merupakan wilayah konflik kelompok bersenjata atau terjadi perang saudara. "Belum ada. Kemarin KBRI sempat meminta dokumen beserta share lokasi. Tapi sampai saat ini mereka belum diperbolehkan ke sana karena memang wilayah konflik," ujarnya.

Yohana mengatakan jika awal mulanya Hendri menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berawal saat diajak oleh teman kerja di sebuah perusahaan saham di kawasan Jakarta yakni Risky. “Dia dijanjikan gaji US$ 10 ribu. Fasilitas ditanggung, makan, minum, semua ditanggung. Thailand, Bangkok, untuk awal pertama janji,” kata dia.

Kata Yohana, saat itu Hendri mempercai Risky lantaran telah mengenalnya dengan baik. "Ya dia kenal baik, Risky juga sering nginap di rumah. Begitu pun Hendri yang juga sering nginap di rumah Risky," ujarnya.

Bahkan, kata Yohana, sebelum berangkat ke Bangkok, Hendri juga sempat bekerja di luar negeri. "Dulu pernah di Dubai juga dan ini merupakan kerja ke-2 di luar negeri," ujarnya.

Yohana mengatakan jsaat ini pihaknya belum kembali menerima informasi dari Hendri. Terakhir Hendri menghubungi keluarga pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Pilihan Editor: Cerita Keluarga Korban TPPO di Myanmar Ngadu ke Bareskrim, BP2MI, Kemlu, hingga KBRI di Yangon Tanpa Titik Temu

Berita terkait

Polisi Buru Aset Bandar Narkoba Hendra Sabarudin

1 jam lalu

Polisi Buru Aset Bandar Narkoba Hendra Sabarudin

Polisi akan terus mencari aset milik bandar narkoba Hendra Sabarudin, yang mengendalikan bisnis dari dalam lembaga pemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

2 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap 3 Modus TPPU Hendra Sabarudin Jualan Narkoba dalam Lapas

2 jam lalu

Polisi Ungkap 3 Modus TPPU Hendra Sabarudin Jualan Narkoba dalam Lapas

Polisi mengungkap 3 modus tindak pidana pencucian uang (TPPU) Hendra Sabarudin yang menjual narkoba dari dalam Lapas.

Baca Selengkapnya

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

1 hari lalu

Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

Para calon pekerja migran ilegal itu mengaku mendapatkan tawaran pekerjaan di Kamboja sebagai karyawan perusahaan dan pramusaji.

Baca Selengkapnya

Hampir Seminggu Kasus Viral, Polres Metro Jakarta Pusat Belum Pasang Police Line di Kantor Brandoville Studios

1 hari lalu

Hampir Seminggu Kasus Viral, Polres Metro Jakarta Pusat Belum Pasang Police Line di Kantor Brandoville Studios

Dia hanya menyampaikan dalam waktu dekat kantor Brandoville Studios akan dipasangi police line.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pembunuhan Nia Kurnia Sari, Pelaku Ternyata Residivis Pencabulan

1 hari lalu

Kronologi Pembunuhan Nia Kurnia Sari, Pelaku Ternyata Residivis Pencabulan

Polres Padang Pariaman telah menetapkan tersangka pada kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan.

Baca Selengkapnya

Terekam CCTV Pencurian HP iPhone Pegawai Coffee Shop di Depok Modus Tanya Lowongan Kerja

1 hari lalu

Terekam CCTV Pencurian HP iPhone Pegawai Coffee Shop di Depok Modus Tanya Lowongan Kerja

Berdasarkan rekaman CCTV, pencurian hp terjadi sekitar pukul pukul 11.00 WIB, Senin, 16 September 2024.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

1 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

1 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

2 hari lalu

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

David Aronberg, jaksa negara bagian Palm Beach County, mengonfirmasi tersangka percobaan pembunuhan Donald Trump adalah Ryan Wesley Routh.

Baca Selengkapnya