Update Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip yang Diduga Mengalami Perundungan

Selasa, 20 Agustus 2024 13:29 WIB

Ilustrasi perundungan di tempat kerja atau workplace bullying. Foto: Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menggelar rapat koordinasi terhadap kasus dugaan perundungan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro yang menimpa Aulia Risma Lestari.

Aulia diduga mendapatkan perundungan saat menjalani praktik di RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, hingga memutuskan bunuh diri dengan menyuntik dirinya sendiri menggunakan obat bius, sehari sebelum meninggal.

Pelaksana tugas Deputi VI Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Warsito, mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh.

"Dalam konteks ini, Kemenko PMK akan segera menindaklanjuti koordinasi karena kebetulan Kemenkes di bawah Deputi III, kemudian Kementerian Pendidikan ada di bawah Deputi VI untuk bagaimana kejadian ini tidak berulang," kata Warsito di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Senin, 19 Agustus 2024.

Ia menjelaskan Kemenko PMK akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan serta Kemnkes guna memastikan sejauh mana institusi pendidikan yang diduga melakukan perundungan menaati regulasi yang ada.

Advertising
Advertising

"Kami berharap siapa pun yang tahu kejadian sejenis, untuk sama-sama membantu melaporkan kepada institusi. Bahkan kami ada pos pengaduan. Saya kira di semua lembaga pendidikan ada," ucapnya.

Kemenkes masih dalami kasus Aulia

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Azhar Jaya mengatakan sedang mendalami dugaan perundungan di balik kasus tewasnya Aulia. "Masih kami dalami," ucapnya saat dihubungi pada Senin, 19 Agustus 2024.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi Wiweko mengatakan tim investigasi kemenkes belum mengetahui soal informasi dugaan pelaku tersebut karena sedang dalam proses investigasi.

"Tim itjen akan turun dan melakukan investigasi terkait kasus ini dengan memanggil PPDS, staf pengajar direksi, maupun pihak-pihak lain terkait," ucapnya.

Kemenkes, kata Nadia, masih mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan guna memastikan apakah ada unsur bullying atau tidak dalam kejadian ini. “Kemenkes tidak sungkan untuk melakukan tindakan tegas seperti mencabut SIP dan STR apabila ada dokter senior yang melakukan tindakan bullying yang berakibat kematian,” ucapnya.

Polisi temukan bekas botol roculax di kamar kos Aulia

Kepolisian Resor Kota Besar Semarang belum menemukan bukti yang akurat mengenai motif di balik kematian Aulia. Usai menyelidiki kamar kos tempat Aulia ditemukan meninggal dunia, polisi menemukan alat suntik dan bekas botol Roculax, obat yang dipakai untuk meredakan rasa nyeri. Temuan itu belum menjadi kesimpulan penyelidikan dan investigasi masih berjalan. Kasus Aulia didalami juga oleh Kementerian Kesehatan.

Menyadur laman KlikDokter, roculax seperti yang ditemukan di kamar Aulia disebut sebagai obat tambahan pada anestesi umum atau bius total. Obat ini memudahkan intubasi endotrakeal, semacam prosedur pernafasan buatan, serta merelaksasi otot rangka selama pembedahan.

Roculax termasuk golongan obat keras yang biasanya digunakan untuk kelas terapi penghambat neuromuskular. Obat ini mengandung 10 miligram per mililiter (mg/ml) rocuronium. Penggunaannya wajib sesuai resep dokter.

Sebagai obat keras, roculax juga memiliki efek samping terhadap penggunanya, berupa mual, muntah, penyempitan saluran pernafasan, reaksi alergi, bengkak, serta nyeri pada lokasi injeksi. Obat ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan pasien yang hipersensitif terhadap rocuronium bromide atau ion bromida.

Rumah Produksi Diduga Eksploitasi Tragedi PPDS Undip untuk Promosi Film

Belakangan rumah produksi Dee Company jadi sorotan setelah diduga menunggangi tragedi kematian Aulia untuk dijadikan bahan promosi film terbarunya. Dalam sebuah unggahan promosi film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu pada akun resmi @deecompany_official, Dee Company mencantumkan headline berita tragedi bunuh diri mahasiswi PPDS Anestesi Undip.

"Mahasiswa PPDS Undip Bunuh Diri Diduga karena Perundungan, PB IDI Minta Pembentukan Pusat Trauma” demikian tertulis headline berita tersebut yg diunggah pada Sabtu, 17 Agustus 2024. Namun, dalam keterangan unggahan, Dee Company justru menambahkan tulisan, "Turut berduka atas meninggalnya mahasiswa FK UNDIP diduga akibat di-bully.

Dee Company juga sempat mengunggah konten promosi untuk film tersebut dengan keterangan yang menuliskan, “Pentingnya dukungan kesehatan mental bagi mahasiswa,” namun ungkapan belasungkawa itu dilanjutkan dengan tulisan, “SEDANG TAYANG DI BIOSKOP” yang diikuti tagline Sudah Malam atau Sudah Tahu, Dosen Ghaib dan Dee Company.

Hal ini memicu reaksi Sutradara kawakan Joko Anwar. Melalui akun Instagram Story-nya @jokoanwar pada Ahad, 18 Agustus 2024, pria yang akrab disapa Jokan itu mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap tindakan yang kurang beretika tersebut.

"Mau protes ke PH yang gunain tragedi buat materi promo filmnya tetapi males. Nggak bakal paham juga mereka kenapa itu perbuatan yang sangat tak berhati dan tak beretika, karena kemungkinan besar mereka nggak punya," tulisnya.

Ernest Prakasa, yang juga seorang sineas, turut mengecam tindakan tersebut. Melalui akun X-nya, @ernestprakasa, sutradara film Imperfect itu tak merinci nama produser yang ia rujuk. Namun Ernest ikut bermomentar dengan menyebutkan rekam jejak buruk produsernya kontroversial.

"Lagi pada heboh sama kelakuan produser yang kontroversial itu. Jujur, kalo lo liat track record dia dari dulu, yang barusan ini mah gak ada apa-apanya," tulis Ernest.

Selama ini film-film produksi Dee Company yang merupakan rumah produksi milik Dheeraj memang telah dikenal dengan judul-judul yang nyeleneh, seperti; Mas Suka Masukin Aja (2008), Anda Puas, Saya Loyo (2008), Pijat Atas Tekan Bawah (2009), Rayuan Arwah Penasaran (2010), Kungfu Pocong Perawan (2012), dan lainnya. Bahkan, Dee Company juga memproduseri film Vina: Sebelum 7 Hari (2024) yang juga sempat menuai banyak kecaman

HATTA MUARABAGJA | AISYAH AMIRA WAKANG | ALIF ILHAM FAJRIADI | ADINDA JASMINE PRASETYO
Pilihan editor: Polisi Bentuk Tim untuk Selidiki Dugaan Perundungan Mahasiswi PPDS Undip yang Bunuh Diri

Berita terkait

Pengacara Keluarga Aulia Risma Sebut Ada Tiga Mahasiswa PPDS Anestesi Undip yang Akan Lapor Polisi

7 jam lalu

Pengacara Keluarga Aulia Risma Sebut Ada Tiga Mahasiswa PPDS Anestesi Undip yang Akan Lapor Polisi

Tiga rekan Aulia Risma yang juga menjadi korban perundungan akan ikut melapor ke polisi.

Baca Selengkapnya

Sederet Pengakuan Korban Bullying di Binus Simprug ke DPR

8 jam lalu

Sederet Pengakuan Korban Bullying di Binus Simprug ke DPR

Seorang korban perundungan di BINUS Simprug, berinisial RE (16) mengadu ke Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghadapi Perundungan, Jangan Takut Melawan

9 jam lalu

5 Cara Menghadapi Perundungan, Jangan Takut Melawan

Perundungan merupakan masalah yang sulit dihadapi, tapi janganlah takut untuk melawan perundung.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Bilang Mahasiswa PPDS Anestesi Undip Boleh Praktik Lagi di RS Kariadi Setelah Investigasi Tuntas

9 jam lalu

Kemenkes Bilang Mahasiswa PPDS Anestesi Undip Boleh Praktik Lagi di RS Kariadi Setelah Investigasi Tuntas

Kementerian Kesehatan akan mengizinkan mahasiswa PPDS Anestasi Undip praktik di RS Kariadi begitu investigasi selesai

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di SMA Binus Simprug, Polres Jaksel Sebut Tak Ada Anak Politikus yang Terlibat

10 jam lalu

Kasus Bullying di SMA Binus Simprug, Polres Jaksel Sebut Tak Ada Anak Politikus yang Terlibat

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Ade Rahmat Idnal membantah adaanak politikus yang terlibat bullying di SMA Binus Simprug.

Baca Selengkapnya

Kasus-kasus Bullying: Kematian Dokter PPDS Undip Hingga Perundungan Siswa SMA Binus

10 jam lalu

Kasus-kasus Bullying: Kematian Dokter PPDS Undip Hingga Perundungan Siswa SMA Binus

Beberapa kasus bullying sebabkan bunuh diri dokter Risma hingga perundungan dialami siswa SMA Binus. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Undip Bentuk Task Force dan Advisory Board untuk Benahi PPDS

10 jam lalu

Undip Bentuk Task Force dan Advisory Board untuk Benahi PPDS

Undip membentuk tim task force dan Advisory Board untuk mengatasi perundungan yang terjadi di PPDS.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengajarkan Anak Agar Tidak Jadi Pelaku Perundungan

13 jam lalu

6 Cara Mengajarkan Anak Agar Tidak Jadi Pelaku Perundungan

Kasus perundungan sulit dihentikan, maka mengajarkan anak agar tidak jadi perundung adalah cara yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Ibu Aulia Risma Cerita Keseharian Anaknya Jalani PPDS Anestesi Undip, Dihukum Berdiri dan Antar Makanan Senior

13 jam lalu

Ibu Aulia Risma Cerita Keseharian Anaknya Jalani PPDS Anestesi Undip, Dihukum Berdiri dan Antar Makanan Senior

Lantaran keletihan, Aulia Risma pernah jatuh ke selokan ketika pulang dengan mengendarai motor dari rumah sakit hingga harus dioperasi.

Baca Selengkapnya

Update Kasus Perundungan di Binus School Simprug: Diduga Ada Kekerasan Fisik

14 jam lalu

Update Kasus Perundungan di Binus School Simprug: Diduga Ada Kekerasan Fisik

Perundungan terjadi di Binus School Simprug, terdapat fakta baru bahwa korban juga diduga mengalami kekerasan fisik dan seksual.

Baca Selengkapnya