Warga Jaksel Jadi Korban Penyanderaan di Myanmar, Pelaku Berbaju Militer dan Bersenjata

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Suseno

Rabu, 21 Agustus 2024 16:27 WIB

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar. (TEMPO/Muhammad Iqbal)

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanderaan terhadap pekerja migran asal Jakarta Selatan, Suhendri Ardiansyah, belum berakhir. Pemuda 27 tahun itu masih disekap oleh sekelompok orang tak dikenal di Myanmar. Mereka tetap menuntut keluarga untuk membayar uang tebusan agar Suhendri bisa dibebaskan.
“Tetap dimintai uang dari sana, tapi kata Suhendri sebisa mungkin mengulur waktu, baik-baikin orang sana karena Suhendri sadar keluarga tidak bisa kirimin uang yang dia (pelaku) mau,” kata Yohana, sepupu Suhendri, Rabu, 21 Agustus 2024.

Menurut Yohana, identitas kelompok yang menyandera Suhendri masih gelap. Dalam beberapa komunikasi lewat telepon, Suhendri mengatakan, kelompok penyandera berpakaian ala militer dan membawa senjata api. Suhendri juga menyebut tempat penyekapan berada di Kota Myawaddy, Myanmar, yang berbatasan dengan Thailand.

Kelompok penyandera memang memberi kesempatan kepada Suhendri untuk menghubungi keluarganya setiap hari. Mereka meminta uang tebusan sebesar 30 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 470 juta untuk kebebasan Suhendri. Namun karena keluarga Suhendri tidak memiliki uang sebanyak itu, penyandera membolehkannya untuk dicicil. “Turun lagi ke Rp 18 juta, pernah Rp 10 juta,” ucap Yohana.

Bila keluarga tidak mengirimkan uang yang diminta, mereka tidak segan-segan menyiksa Suhendri.
Suhendri berangkat ke Bangkok, Thailand, pada 11 Juli 2024 untuk bekerja. Kepada sang ayah, ia mengatakan akan bekerja di sebuah perusahaan bidang trading forex. Namun belakangan keluarga mendapat kabar bahwa Suhendri disekap oleh sekelompok orang di Myanmar.

Yohana menuturkan pihak keluarga terakhir kali bicara dengan korban pada 17 Agustus 2024, Suhendri mengabarkan akan segera dibebaskan oleh sejumlah orang yang diduga polisi setempat. Tetapi janji itu tidak ada kepastian lagi. “Ternyata tidak ada kabar lagi dari sana untuk menjemput,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Menurut keterangan Sadih, ayah Suhendri, keluarga terakhir kali mengirim uang pada 15 Agustus 2024. “Terakhir kemarin kami kirim Rp 5,5 juta agar Suhendri tidak disiksa,” tuturnya saat ditemui di rumahnya di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat, 16 Agustus 2024. Namun bagi Sadih, mengirim tebusan setidaknya bisa mengurangi siksaan terhadap anak pertamanya itu. Meski demikian tidak ada jaminan Suhendri akan bebas pada waktu tertentu.

Berita terkait

Polisi Tangkap 3 Tersangka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Tangsel

16 jam lalu

Polisi Tangkap 3 Tersangka Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Tangsel

Polisi menangkap tiga tersangka kekerasan seksual terhadap anak di Tangsel. Pelaku ada yang driver ojol hingga orang tua sambung.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

1 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

1 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

2 hari lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

2 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

3 hari lalu

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Junta Myanmar meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir akibat topan Yagi.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

3 hari lalu

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

Kemenlu mengatakan terdapat dua mekanisme pemulangan WNI korban TPPO di luar negeri. Tidak selalu jadi korban TPPO.

Baca Selengkapnya

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

3 hari lalu

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

Sejumlah Sukabumi dikonfirmasi menjadi korban TPPO atau perdagangan orang di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

3 hari lalu

Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

Pluhan warga Indonesia yang diduga menjadi korban TPPO saat ini tersandera di Myanmar. Mereka dipekerjakan secara paksa dan mendapat siksaan.

Baca Selengkapnya

Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

4 hari lalu

Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

Sejumlah WNI diduga terjebak menjadi pekerja online scammer di wilayah konflik Myawaddy Myanmar.

Baca Selengkapnya