TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tahlilan digelar tepat tujuh hari sejak Murtiyaningsih, perempuan yang disebut berprofesi sebagai PSK online, ditemukan tewas di kamar kos Istana Laguna di Tanjung Duren Jakarta Barat. Teman, tetangga dan kerabat Murtiyaningsih alias Nana mengadakan doa bersama tepat di depan Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang masih diberi garis polisi.
Mereka berdoa bersama di atas tikar yang digelar di sepanjang lorong lantai 3 Kos Istana Laguna yang lebarnya hanya satu meter itu. “Malam sejak jenazah Nana ditemukan, kami sudah menggelar doa bersama. Hari ini tahlilan memperingati hari ketujuh kepergian almarhumah,” kata Popy, tetangga kos Murtiyaningsih di Kos IstanaLaguna, Rabu, 27 September 2017.
Sekitar 100 orang datang untuk mendoakan Nana pada Rabu malam. Sejak 30 menit sebelum doa dimulai, sumbangan buah, kue basah, nasi kotak, dan minuman tak berhenti berdatangan dari teman dan tetangga Nana.
Baca: PSK Online Tewas Dibunuh di Kos, Ini Pengakuan Pengelola Laguna
“Benar kata pepatah, orang baik baru ketahuan ketika sudah meninggal. Dari hari pertama tahlilan sampe hari ketujuh, yang nyumbang makanan enggak habis-habis,” ucap Popy. Dia sudah menganggap korban seperti adik sendiri.
Doa bersama dimulai pukul 22.00 WIB di lorong kos sepanjang dua puluh meter itu. Duduk bersila beralaskan karpet dari beberapa penghuni kos, pemuka agama memimpin doa dengan membaca surat Al Fatihah untuk Nana terlebih dahulu. Setelah itu doa dilanjutkan dengan membaca Yasin.
Saat doa bersama digelar, kondisi kamar korban masih diberi garis polisi dan dikunci. "TKP masih dalam pemeriksaan polisi,” ujar pengelola Kos Istana Laguna Ebi Abraham yang juga hadir pada doa bersama.
Sepanjang doa bersama terlihat beberapa teman dekat Nana menitikkan air mata, salah satunya Pipit. Perempuan ini mengaku teman dekat Nana sejak dirinya tinggal di Kos Laguna 2,5 tahun lalu.
Baca: Begini Kos Mewah Tempat PSK Online Muryatiningsih Tewas Dibunuh
Pipit mengenang Nana sebagai orang yang baik dan senang memberi. “Terakhir Nana belikan baju untuk bayi saya. Terharu, dia sangat sayang dengan anak saya,” ucap Pipit sambil meneteskan air mata.
Murtiyaningsih alias Nana ditemukan tak bernyawa di kamar kos nomor 309 lantai 3, Istana Laguna, Jalan Sosial, Tanjung Duren, Jakarta Barat, pada Kamis petang sekitar pukul 16.00 WIB. Dari hasil visum Kepolisian Resor Jakarta Barat, korban dinyatakan meninggal karena saluran nafasnya tertutup akibat dicekik. Ditemukan juga luka lebam di bagian pelipis kanan korban akibat pukulan benda tumpul.
Sekitar empat jam setelah menerima laporan dari warga, polisi menangkap tersangka yang bernama Agustinus, pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan, diketahui tersangka memukul kepala korban dengan asbak sebanyak dua kali, sebelum akhirnya mencekik dan membekap korban dengan bantal hingga tewas.
Ketika diinterogasi polisi, Agustinus mengatakan Murtiyaningsih merupakan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menawarkan jasanya via online. Dia juga mengaku membunuh korban karena takut diteriaki akibat kurang membayar biaya booking-nya.
DWI FEBRINA FAJRIN