TEMPO.CO, Jakarta - Peserta demonstrasi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang pengecam keputusan Presiden AS Donald Trump, berdatangan ke depan Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat pukul 10.30. Demonstrasi itu mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Peserta demonstrasi berjumlah 30 orang tersebut datang membawa bendera PPP sambil melantunkan shalawat badar. Beberapa di antara mereka membawa selembaran bertuliskan pernyataan kecaman terhadap sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait ibu kota Palestina, Yerusalem.
Arus lalu lintas Jalan Medan Merdeka Selatan terpantau normal. Kendaraan yang melaju dari arah Tugu Tani ke Patung Kuda ramai lancar. Massa juga melakukan unjuk rasa secara damai.
Baca: Demonstrasi di Kedubes AS, Begini Skenario Pengalihan Lalu Lintas
Beberapa petugas Local Guard Force (LGF) dari Kedubes AS juga telihat berjaga-jaga bersama petugas kepolisian.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Ruma Hutajulu mengatakan kepolisian mengirimkan empat kompi pasukan untuk menjaga aksi unjuk rasa hari ini. Artinya ada empat ratus polisi yang diturunkan.
Empat kompi tersebut terdiri dari dua kompi dari Sabhara Polda Metro Jaya, satu kompi dari Brimob Polda Metro Jaya, dan satu kompi dari Polres Jakarta Pusat. "Kami melayani setiap penyampaian pendapat di muka umum. Kami amankan agar berjalan dengan lancar," kata Ruma.
Ruma mengatakan ada tiga kelompok elemen masyarakat yang akan melakukan unjuk rasa. Empat Kelompok masyarakat tersebut yakni kelompok masyarakat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Al Aqsa Networking dan Nahdlatul Ulama.
Ada sekitar 300 massa Al Aqsa yang akan hadir dalam demonstrasi mengecam keputusan Presiden Donald Trump. Sedangkan untuk kelompok massa dari NU ia belum mendapatkan informasi pasti.