TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan terus melakukan negosiasi dengan Kepolisian Daerah Metro Jaya agar lahan bongkaran milik PT Kereta Api Indonesia di Tanah Abang, Jakarta Pusat, segera dibuka untuk menampung para pedagang Pasar Tasik.
"Negosiasi terus berlanjut untuk penggunaan bongkaran selama proses hukum berlangsung," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 16 April 2018. Sandiaga berharap segel sudah dibuka Polda sebelum awal Ramadan, 15-16 Mei 2018.
Lahan bongkaran PT KAI di Tanah Abang tidak bisa lagi digunakan para pedagang Pasar Tasik sejak akhir Maret 2018. Pasar Tasik dibuka khusus pada Senin dan Kamis dinihari. Para pedagangnya, yang umumnya berasal dari Jawa Barat dan Jakarta, berjualan aneka pakaian. Sedangkan pembelinya berasal dari luar Jakarta dan Pulau Jawa.
Lahan itu disegel Polda Metro Jaya karena menjadi obyek sengketa antara PT KAI dan PT Padimas Realty, pihak swasta yang menjadi pengelola lahan. PT KAI juga mensterilkan lahan itu untuk persiapan pembangunan kawasan transit terpadu (transit oriented development/TOD).
Menurut Sandiaga Uno, pemerintah DKI Jakarta sudah bernegosiasi dengan Polda Metro Jaya pada pekan lalu. Sambil menunggu Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Aziz menelusuri duduk perkaranya, pekan lalu, Sandiaga merelokasi sebagian dari 500 pedagang Pasar Tasik ke lahan seluas 1 hektare di Cideng Timur, Jakarta Pusat.
Menjelang Ramadan, kata Sandiaga, jumlah pedagang Pasar Tasik makin banyak. Dampaknya, pedagang yang tumpah ke bahu jalan pun menyebabkan kemacetan. "Ternyata ada penambahan jumlah pedagang sehingga masih ada yang berdagang di bahu jalan," ujar Sandiaga.
Sandiaga Uno pun berencana menambah luas lahan yang digunakan untuk berdagang di Cideng Timur tersebut. Selain menampung lebih banyak pedagang, dia berharap hal tersebut juga membuka lapangan pekerjaan. "Penyiapan lahannya, yang tadinya hanya sepertiga, kami bisa tingkatkan menjadi setengah," ucapnya.