TEMPO.CO, Jakarta -Salah satu korban kebakaran Taman Kota, Subakir mengatakan alasan ia tak mau dipindah ke Rumah Susun Rawa Buaya karena harganya yang mahal. Menurut dia, harga yang harus dibayarkan yaitu Rp 505 ribu setiap bulannya.
"Harganya enggak sesuai kantong. Itu belum termasuk listrik, air dan gas," kata dia di Balai Kota, Jumat, 4 Mei 2018.
Baca : Alasan Warga Korban Kebakaran Taman Kota Menolak Ide Sandiaga Uno
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana memindahkan korban kebakaran Taman Kota ke rumah susun (rusun).
Menurut Sandiaga Uno, lahan di lokasi bekas kebakaran Taman Kota sebenarnya merupakan milik pemerintah provinsi DKI Jakarta. Pemprov DKI ingin mengalihfungsikan lahan bekas kebakaran itu menjadi fasilitas umum.
Alasan lain, kata Subakir, ia tak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta. "Saya terkendala KTP, saya punyanya KTP kampung," kata dia.
Kemarin belasan warga Taman Kota mendatangi Balai Kota untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mereka meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak memindahkan mereka ke Rumah Susun Rawa Buaya.
Salah satu tuntutan mereka ke Anies Baswedan ialah menolak pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang mengatakan korban kebakaran setuju untuk direlokasi. Selain itu, ia juga meminta Anies Baswedan untuk memenuhi janji kampanyenya. "Saat kampanye janji tidak ada penggusuran, tapi ini digusur," Subakir menegaskan.