TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menggelar operasi kewilayahan mandiri untuk memburu pelaku tindak kejahatan penjambretan dan begal. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, operasi itu berlangsung dari 3 Juli-3 Agustus 2018.
"Mulai hari ini, 3 Juli sampai 3 Agustus 2018, Polda Metro melakukan operasi kewilayahan mandiri dengan sasaran jambret, begal, curas, dan curat," kata Argo dalam keterangan tertulisnya, Selasa malam, 3 Juli 2018.
Baca juga: Marak Penjambretan, Kapolri Tingkatkan Operasi Kejahatan Jalanan
Operasi kewilayahan mandiri berlangsung sejak kemarin malam, 3 Juli 2018. Menurut Argo, polisi mengerahkan 1.000 personel untuk operasi ini. Tim merupakan gabungan dari polda dan seluruh kepolisian resor yang tergabung di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Operasi ini juga bertujuan untuk mengantisipasi tindak kejahatan jalanan menjelang pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018. "Ini operasi mandiri untuk mencegah dan menangkap pelaku kejahatan jalanan," ujarnya.
Argo menyampaikan, polisi telah membentuk 16 tim untuk operasi ini. Rinciannya, yakni 13 tim dari polres dan tiga tim polda. Adapun Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis memerintahkan polisi menembak pejambret dan pelaku begal yang melawan.
"Perintah kapolda metro tembak bila melawan petugas," ujar Argo.
Ia menuturkan operasi dilakukan lantaran terjadi sejumlah kasus penjambretan dan begal di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kasus penjambretan terbaru terjadi di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Barat, Ahad kemarin. Korbannya adalah penumpang ojek online bernama Warsilah.
Sebelum kasus penjambretan yang menimpa Warsilah, dua kasus kejahatan jalanan juga menimpa pesepeda bernama Robertus Soutwell Bougie Hartono dan Direktur Jenderal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).