TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui pelaksanaan program One Karcis One Trip (OK OTrip ) tidak berjalan sesuai rencana sehingga terkesan lamban. Saat ini saja baru dua dua operator yang bergabung dalam program itu. "Persentase-nya memang masih rendah, tapi akan digenjot," kata Sandiaga di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Juli 2018. "Mohon maaf atas keterlambatan ini."
Menurut Sandiaga, program OK OTrip direncanankan menjangakau sekitar 30 rute. Sementara dua operator yang bergabung sejak Januari 2018, hanya bisa melayani enam rute. Jumlah kendaraan dalam pelaksanaan program ini hanya 100 unit padahal targetnya 2.600 unit.
Menurut Sandiaga, umumnya operator enggan bergabung dengan OK OTrip karena alasan tarif yang terlalu murah sehingga dinilai tidak menguntungkan.
PT Transjakarta yang sebagai operator utama dalam program OK OTrip awalnya menetapkan tarif pembayaran sebesar Rp 3.459 per kilometer dengan target 190 kilometer per hari. Kebijakan itu hanya mampu menggaet dua koperasi untuk bergabung, yakni Koperasi Wahana Kalpika dan Budi Luhur.
PT Transjakarta kemudian menaikkan tarif menjadi Rp 3.739 per kilometer dengan target 175 kilometer sehari. Ternyata ini juga masih belum mampu menarik koperasi lain untuk bergabung.
Baca: Ini Penyebab Aksi Mogok Koperasi Angkot OK-OTrip Trayek OK-2
Petrus Tukimin, operator yang tergabung dalam Koperasi Kolamas, menilai hitungan tarif pembayaran OK OTrip yang ditawarkan masih di bawah hitungan koperasi angkutan umum. Tarif ideal bagi operator berkisar antara Rp 4.100 – 4.300 per kilometer.
Sebagai pembanding, kata Petrus, setoran supir Kolamas kepada pemilik angkutan di rute Tanah Abang-Kota perhari Rp 200 – 2150 ribu. Tawaran Transjakarta dinilai hanya akan menurunkan pemasukan. "Jadi turun Rp 120 – 130 ribu per hari," ujar Petrus.
Karena itu Sandiaga berencana membahas lebih lanjut masalah tarif sehingga program OK OTrip dapat dioperasikan sepenuhnya pada akhir 2018. "Dalam Rapim hari Senin, Pak Anies menegaskan akhir bulan Juli harus semua bergabung, atau mayoritas sudah bergabung," kata Sandiaga Uno.