TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menilai keputusan pemangkasan hari pemberlakuan ganjil genap menjadi Senin - Jumat kurang efektif. Menurut Azas, pola lalu lintas warga Jakarta telah terbentuk berkat kebijakan ganjil genap selama Asian Games 2018, yang sebelumnya dilakukan setiap hari.
Baca juga: Simak Beda Ganjil Genap Untuk Asian Games dan Asian Para Games
"Sebetulnya yang selama ini dijalankan dalam rangka Asian Games 2018 sudah bagus. Kalau sekarang diubah, menurut saya, pencapaiannya menjadi mundur," kata Azas ketika dihubungi Tempo, Ahad, 2 September 2018.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang sistem ganjil genap hingga Asian Para Games 2018 berakhir pada 13 Oktober 2018. Namun, aturan itu diperlonggar dengan tidak diberlakukan pada Sabtu dan Ahad. Sistem ganjil genap akan tetap berlaku pada pukul 06.00-21.00.
Menurut Azas, sistem ganjil genap yang telah dilakukan selama Asian Games 2018 telah terbukti berdampak baik bagi lalu lintas, kebiasaan masyarakat, serta kualitas udara Jakarta.
Hal itu mengacu pada evaluasi ganjil genap yang diumumkan oleh Dinas Perhubungan DKI pada Jumat, 31 Agustus 2018. Dari hasil evaluasi tersebut, kecepatan rata-rata di wilayah ganjil genap meningkat sebesar 47 persen dengan waktu tempuh menurun sebesar 23 persen. Peningkatan juga terjadi pada penggunaan angkutan umum dengan penumpang Transjakarta yang meningkat hingga 40 persen.
Kualitas udara Jakarta juga semakin baik dengan adanya ganjil genap. Konsentrasi karbon monoksida (CO) di Bundaran Hotel Indonesia turun hingga 1,7 persen dan konsentrasi nitrogen monoksida (NO) turun14,7 persen.
Menurut Azas, manfaat itu juga turut dirasakan oleh warga Jakarta, termasuk dirinya. "Saya dulu dari Bandara Soekarno - Hatta ke Rawamangun bisa 2,5 jam, sekarang ada ganjil genap cuma butuh satu jam. Pencapaiannya kan sudah bagus itu, kenapa tidak diteruskan saja?," kata Azas.
Azas menilai sistem ganjil genap seharusnya tetap diterapkan meski Asian Para Games 2018 telah berakhir. Hal itu untuk meningkatkan kualitas lalu lintas Jakarta yang kerap mengalami kemacetan.
Meski begitu, Azas mengimbau Pemerintah Provinsi DKI untuk tetap memperbaiki sistem ganjil genap. Di antaranya adalah perbaikan rambu - rambu pada wilayah ganjil genap dan penambahan fasilitas angkutan umum.
Dia juga menyarankan pembebasan jalan alternatif dari parkir sembarangan di badan jalan. "Angkutan umum masih belum memadai, jadi harus ditingkatkan. Jalan alternatif yang ada di Matraman dan Jatinegara Timur juga belum bebas dari parkir di badan jalan sehingga membuat macet," kata Azas.
Sejumlah ruas jalan ditetapkan masuk dalam wilayah ganjil genap selama Asian Para Games 2018. Di antaranya adalah Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, Jalan Jenderal MT Haryono, Jalan HR Rasuna Said, Jalan Jenderal DI Panjaitan dan Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Sistem ganjil genap juga berlaku di sebagian Jalan Jenderal S Parman, yakni mulai dari Simpang Jalan Tomang Raya hingga Simpang Jalan KS Tubun. Seluruh jalan tersebut berlaku sistem ganjil genap sejak Asian Games berakhir, yakni pada 3 September 2018.