TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji membantu membereskan Sungai Ciliwung. Anies menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang terinspirasi menata Ciliwung seperti Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan.
Baca:
Jokowi Ingin Daya tarik Sungai Korea Pada Ciliwung, Mungkinkah?
Antara Cheonggyecheon dan Ciliwung, Sama Restorasi Beda Hasil?
Menurut Anies Baswedan, pekerjaan utama di Ciliwung dan sungai-sungai lain di Jakarta bukan sekedar estetika. Tapi adalah juga penanggulangan pencemaran. "Bukan sekadar sungainya nampak indah, tapi yang paling penting pencemaran yang terjadi di DKI selama beberapa tahun ini meningkat secara signifikan," katanya di Balai Kota, Rabu 12 September 2018.
Anies Baswedan mengungkap data pencemaran tersebut bahwa dari 2014 hingga 2017, sungai yang tercemar ringan turun dari 23 menjadi 12 persen. Pun dengan yang tercemar sedang, turun dari 44 menjadi 17 persen.
Berdasarkan data periode yang sama, Anies Baswedan menyebut sungai yang tercemar berat justru naik dari 32 menjadi 61 persen. “Kami sudah menyiapkan roadmap-nya untuk segera mengembalikan ke kondisi sebelumnya,” kata Anies.
Anies tidak menyebutkannya namun periode 2014-2017 adalah era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Ahok, sapaan Basuki, selama ini dikenal dengan program normalisasi sungai-sungai di Jakarta yang kini dihentikan Anies dan diubahnya dengan istilah naturalisasi.
Baca juga:
Kali Item Era Ahok Bersih dan Jernih? Simak Cek Fakta Ini
Sebelum Anies memberi tanggapannya, Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Andono berharap Jokowi menyiapkan program komprehensif berskala nasional sebagai tindak lanjut niat memperbaiki Ciliwung.
Andono mengatakan, kewenangan terbesar penanganan Ciliwung dan sungai-sungai lain yang mengaliri lebih dari satu provinsi ada di pemerintah pusat. "Untuk mengikat dua pemerintah daerah (DKI Jakarta dan Jawa Barat) ini," kata Andono.