TEMPO.CO, Bogor – Tanah bergerak di Kampung Cimangurang, Cijayanti, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, yang menghasilkan retakan sepanjang 150 meter dengan lebar 1 meter, membuat panik warga.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak Terjadi Juga di Bogor
Menurut Uju, 43 tahun, warga Babakan Madang, sebelum terjadi retakan, wilayah sekitar diguyur hujan deras pada Sabtu, 20 Oktober 2018. “Sekitar sore habis asar, kok, rumah bergetar gitu. Saya pikir suara hujan,” kata Uju di lokasi, Selasa, 23 Oktober 2018.
Setelah terjadi getaran, kata ibu rumah tangga itu, rumahnya retak. Sedangkan tanah berjarak sekitar 5 meter dari rumahnya terbelah. “Saya panik, langsung lapor sama suami saya,” ujarnya.
Tetangga Uju, Herman, mengatakan kejadian pertama pergeseran tanah dimulai pada Sabtu sore dan terus bergeser hingga puncaknya pada Senin malam, pukul 21.00. “Awalnya kecil, hanya retak-retak saja, tiba-tiba melebar dan dalam,” ucapnya.
Camat Babakan Madang Yudi Santosa menuturkan bangunan mengalami retak-retak sebanyak 25 unit rumah warga dan satu masjid, yang terletak di RT 03, 04, dan 07 di RW 02. “Panjang retakan kurang-lebih 150 meter,” tuturnya.
Baca juga: Hoax Ratna Sarumpaet, Polisi Periksa Atiqah Hasiholan Malam Ini
Yudi menyebutkan bangunan yang rusak paling banyak ada di RT 07, yakni 17 rumah dan satu masjid. Adapun di RT 04 sebanyak lima rumah dan RT 03 sejumlah tiga rumah. “Tidak ada korban jiwa, tapi ada empat kepala keluarga yang sangat rawan, dan saat ini sudah dievakuasi ke rumah saudaranya,” kata Yudi.
Untuk menghindari jatuh korban akibat tanah bergerak, kata Yudi, warga lain dilarang mendekat garis polisi. Saat Tempo melihat ke lokasi kejadian, retakan tanah terjadi di beberapa titik. Tak hanya itu, kondisi tanah sangat lembek dan riskan saat diinjak.