TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho menemukan lima aspek yang belum terpenuhi dalam proyek skybridge Tanah Abang.
Baca: Anies Baswedan Bicara Soal 2 Jadwal di Proyek Skybridge, Kenapa?
Menurut Teguh, Pemerintah DKI dan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) belum sepakat merealisasikan lima aspek itu. "Ini yang belum ada kecocokan di antara kedua belah pihak," kata Teguh saat dihubungi, Senin malam, 12 November 2018.
Padahal, menurut Teguh, PD Sarana Jaya selaku pelaksana proyek harus menuntaskan lima aspek itu dulu sehingga skybridge benar-benar rampung.
Kelima aspek itu adalah arus (flow) penumpang, masalah aset, dan pintu penghubung dari Stasiun Tanah Abang menuju skybridge. DKI dan PT KAI juga belum sepakat soal sarana dan prasarana pendukung di skybridge serta soal pengamanan.
Teguh mencontohkan permasalahan pada sarana dan prasarana skybridge. PT KAI, ujar Teguh, telah memperhitungkan jumlah warga yang bakal memadati skybridge. Hitungannya, yakni 446 lapak dengan asumsi dua penjaga per toko. Sehingga total pedagang saja sudah sekitar 800 orang.
Pengendara melintas di bawah Jembatan Penyeberangan Multiguna atau Skybridge Tanah Abang di Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat, Senin, 15 Oktober 2018. Meski pembangunannya belum selesai, jembatan multiguna yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang dengan Blok G Tanah Abang tersebut telah dilakukan soft launching. TEMPO/Muhammad Hidayat
PT KAI meminta Sarana Jaya membangun toilet sendiri. Bila tidak, ratusan pedagang ini akan membebani fasilitas toilet umum untuk penumpang kereta di Stasiun Tanah Abang.
"Waktu kami panggil, Sarana Jaya sedang melakukan designing lagi untuk toilet itu," ujar Teguh.
Sarana Jaya tiga kali gagal menyelesaikan pembangunan jembatan di atas Jalan Jatibaru Raya yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang dengan Blok G dan blok-blok lain yang selama ini dianggap sepi pengunjung.
Baca: PKL Jalan Jatibaru Raya Keluhkan Jual Beli Kios di Skybridge Tanah Abang
Awalnya, skybridge ditargetkan selesai pada 15 Oktober 2018. Namun, Direktur Utama PD Sarana Jaya Yoory C. Pinontoan menyampaikan adanya kendala teknis sehingga target diundur menjadi 31 Oktober 2018, namun tenggat itu tak terpenuhi. Kemarin, tenggat kedua juga gagal dipenuhi dan skybridge diundur lagi hingga akhir November mendatang.