TEMPO.CO, Jakarta - Hujan ekstrem di Kota Bogor, Sabtu kemarin menyebabkan satu orang tewas tersambar petir dan tujuh lainnya luka-luka. Peristiwa terjadi di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, sekitar pukul 16.30 WIB.
Baca: Mayat Pria Bugil di Sebuah Drum Gegerkan Warga Klapanunggal Bogor
Korban meninggal dunia bernama Ukar (54), sedangkan korban luka-luka akibat sambaran petir yakni Alfian (27), Aseh (30), Kiki Ramadhan (16), Umar (64), Yati (55), Inom (68) dan Rendi (24).
Para korban terkena sambaran petir saat menyaksikan pertandingan sepakbola di lokasi kejadian. Petir menyambar sebuah pohon yang berada di sebelah ujung lapangan.
"Ketika terjadi hujan ekstrem yang ditandai petir, sebaiknya berlindung di tempat yang aman menghindari tempat seperti lapangan, di bawah papan reklame, sangat rawan karena menjadi titik sambar petir," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Bogor Hadi Saputra, Minggu, 18 November 2018.
Menurut Hadi, Bogor merupakan wilayah yang cukup banyak sambaran petirnya. Sehari bisa menyambar 100 kali, terutama di musim peralihan seperti sekarang, intensitas sambaran petir sangat tinggi.
Baca Juga:
"Petir menyambar tidak hanya dari awan ke darat, tapi juga dari awan ke awan," katanya.
Baca: Angin Kencang dan Sambaran Petir di Bogor, Ini Kata BMKG
Untuk mengantisipasi hujan ekstrem, pejabat BMKG ini mengatakan tanda-tandanya harus diwaspadai. Biasanya hujan ekstrem ditandai dengan suara petir terlebih dahulu. Jika sudah muncul petir, sebaiknya warga diimbau mencari perlindungan, namun bukan di bawah pohon, papan reklame ataupun lapangan.