TEMPO.CO, Tangerang - Direktur RS Sari Asih Ciledug Ni'matullah Mansur belum tahu siapa yang akan menanggung biaya perawatan korban kecelakaan rombongan santri Ciledug. Ada 6 korban kecelakaan mobil bak terbuka terguling yang dirawat di rumah sakit itu.
Baca: Kecelakaan Maut Rombongan Santri, 9 Korban Masih Dirawat
"Sampai saat ini belum ada yang menanggung, satu pasien yang pulang hari ini dengan biaya sendiri," ujar Ni'matullah di kantornya, Selasa 27 November 2018.
Biasanya, kata Ni'matullah, Asuransi Jasa Raharja bersedia menanggung biaya perawatan korban kecelakaan lalu lintas dengan limit Rp 20 juta.
"Tapi untuk kasus yang ini Jasa Raharja menolak karena kendaraan yang digunakan di luar peruntukan, losbak untuk barang tapi mengangkut orang," katanya.
Solusi terakhir soal pembiayaan, kata Ni'matullah adalah BPJS. Tapi itu juga jika pasien terdaftar sebagai anggota BPJS.
Umumnya para santri remaja yang menjadi korban kecelakaan tersebut mengalami trauma kepala dan disertai trauma lainnya seperti perut, dada, dan patah akibat benturan keras.
Kecelakaan tunggal yang terjadi pada Minggu siang 25 November 2018 itu menewaskan tiga orang santri dan 20 orang luka luka.
Kecelakaan maut ini terjadi ketika 23 santri Pondok Pesantren Miftahul Huda pulang dari perayaan Maulid Nabi menumpang kendaraan bak terbuka Kijang super nomor polisi B-9029-RV. Kendaraan Losbak itu dikendarai oleh, Rizki Fahmi (18).
Baca: Kecelakaan Rombongan Santri, Polisi Belum Tetapkan Tersangka
Kecelakaan terjadi ketika kendaraan bak terbuka dari arah Metland Ciledug tersebut kehilangan kendali di atas flyover sehingga menabrak pembatas jalan sebelah kiri." Mobil terbalik dan seluruh penumpang terpental," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Ojo Ruslani.