TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) menjawab tudingan sebagai penyebab banjir di Desa Pagedangan. Seperti yang terjadi usai hujan deras, Minggu 13 Januari 2019, pembangunan kluster mewah Foresta disalahkan untuk bencana banjir yang belakangan kerap bertandang ke desa itu.
Baca berita sebelumnya:
Kerap Kebanjiran, Warga Desa Salahkan Perumahan Mewah BSD
Pengembang merespons dengan menyatakan tidak yakin dengan tudingan itu dan berjanji akan melihat ke lokasi secepatnya. Mereka mengungkap kemungkinan hujan ekstrem sebagai penyebab.
"Mungkin karena curah hujan yang tinggi beberapa jam saja tadi kan, kalau curah hujan tidak tinggi ngga ada apa- apa," kata Head of Media Relation and Support Cooporate Communication Sinarmas Land, induk perusahaan PT BSD, Ahmad Soemawisastra, saat dihubungi, Minggu 13 Januari 2019.
Menurut Ahmad, pihaknya akan mencoba membenahi dan melihat ke lokasi yang dikeluhkan warga desa kerap banjir secepatnya. "Akan kami evaluasi lagi penyebab banjirnya kenapa, apa karena salurannya atau apa," katanya menambahkan.
Baca:
Warga Perumahan di Tangsel Keluhkan Banjir Imbas Proyek Jalan Tol
Banjir kembali merendam lingkungan satu RW di Kampung Tegal, Desa Pagedangan, Minggu 13 Januari 2019. Air mulai menggenangi 25 rumah milik warganya pada pukul 14.00 WIB. "Banjir kira-kira setinggi 50 sentimeter," kata Ketua RW 02, Rusli.
Rusli mengatakan banjir semakin parah dan sering setelah ada pembangunan Perumahan Foresta BSD dua tahun belakangan. Dampak pembangunan itu, ditunjukkannya, membuat kali yang berada di sekitar wilayah itu diuruk untuk kepentingan perumahan kelas atas itu.
Baca:
Banjir Kiriman Rendam Kompleks Perumahan dan Kampung di Bekasi
Kini, kata Rusli lagi, hanya ada gorong-gorong kecil yang tak mampu menampung limpahan debit air setiap kali hujan deras turun. Ia dan warga kampung setempat telah meminta solusi dari pihak pengembang Bumi Serpong Damai untuk persoalan banjir ini. Namun, belum memperoleh respons.