TEMPO.CO, Jakarta - Posko siaga bencana di seluruh kecamatan wilayah Jakarta Timur diminta siap-siaga selama 24 jam selama cuaca ekstrem di musim hujan ini.
Baca: Waspada Bencana Hidrometeorologi, BMKG: Curah Hujan DKI Tinggi
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar menjelaskan posko tersebut didirikan untuk memberikan pelayanan bagi warga serta cepat tanggap informasi waspada bencana alam di tengah cuaca ekstrem di wilayahnya.
"Kami terus berupaya maksimal guna memberikan pelayanan dan rasa aman bagi warga di musim penghujan ini. Jadi, kita kerahkan 24 jam penuh petugas di masing-masing Kecamatan," kata Anwar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019.
Posko bencana ini, tutur Anwar, salah satu upaya cepat tanggap yang akan memaksimalkan penanganan banjir, angin kencang dan tanah longsor.
Dilihat dari atas, lokasi longsor di wilayah RT 007 RW 005 Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta, Selasa Rabu 28 November 2018. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan sebidang tanah di wilayah tersebut longsor. TEMPO/Subekti.
Untuk pencegahan banjir, Anwar mengajak masyarakat tidak membuang sampah secara sembarangan serta berperan aktif dengan peduli lingkungannya. "Kami terus memancing kesadaran bagi masyarakat agar perduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan bergotong royong menciptakan suasana yang bersih," ucapnya.
Pemerintah Kota Jakarta Timur telah meninjau posko siaga bencana di dua kecamatan yakni Pulogadung dan Matraman yang kembali diaktifkan dengan mengecek kesiapan logistik seperti perahu karet, peralatan memasak, pelampung, tikar, kasur dan terpal.
Di Kecamatan Matraman, wilayah yang menjadi langganan banjir berada di kawasan RW 03 dan RW 04.
Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Timur Mustajab, saat dikonfirmasi mengatakan untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor, pihaknya telah melakukan pembersihan puing di tebing Sungai Ciliwung yang belum dipasangi dinding turap di kawasan RW 03.
"Inisiatif kami saja ini untuk mencegah terjadinya longsor susulan. Seluruh puing kami keruk dan dibersihkan untuk mengurangi beban turap," ujarnya.
Baca: Prakiraan BMKG: Waspada Hujan Disertai Petir di Sebagian Jakarta
Menurut Mustajab, jika tidak dibersihkan lokasi tersebut terancam longsor terutama di musim hujan seperti sekarang. Oleh karena itu selain dibersihkan, perbaikan turap juga menggunakan batu kali. "Kemudian turap yang lokasinya tegak lurus setinggi tiga meter akan dibuat landai. Agar lebih kokoh dan tak mudah mengalami abrasi," kata Mustajab menambahkan.