TEMPO.CO, Jakarta - Dua tahun menjadi staf ahli hukum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta digunakan Rian Ernest menjadi bekalnya terjun ke partai dan dunia politik. Rian kini terdaftar sebagai caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Daerah Pemilihan 1 di DKI Jakarta.
Baca:
Ahok Bebas, Mantan Rekan Kerja Ingin Bertemu
Menurut Rian, banyak nilai yang perlu diteladani dari Ahok atau yang kini memilih disapa BTP. Nilai-nilai tersebut sangat baik dan diperlukan dalam iklim politik Indonesia hari ini.
“Tentu nilai BTP yakni Bersih Transparan Profesional. Saya dan teman-teman di PSI akan melanjutkan nilai ini," katanya Sabtu, 19 Januari 2019.
Staf lainnya yang menjadi caleg adalah Ima Mahdiah yang hingga kini masih aktif sebagai staf pribadi BTP alias Ahok. Imadya, sapaan Ima Mahdiah, mendaftar dari PDIP untuk Daerah Pemilihan 10 Jakarta.
Baca:
Lusa Ahok Bebas, Polisi: Tak Ada Pengamanan Khusus, Biasa Saja
Pilihannya menempuh jalur politik, kata Imadya, ingin mengevaluasi program andalan Ahok selama menjadi gubernur. Saat ini program atau kebijakan itu dinilainya sudah kendor dan berdampak kepada masyarakat.
"Contohnya pengaduan masyarakat sudah nggak jalan,” kata perempuan berusia 28 tahun tersebut.
Staf Pribadi Basuki Tjahaja Purnama alias AhokIma Mahdiah, yang menjadi Caleg Dapil 10 DKI dari PDIP. Instagram
Warga DKI disebutnya sudah tidak mempunyai saluran informasi untuk menyampaikan keluhannya. Ini mendorongnya untuk hadir menampung aspirasi dari publik. “(Selain itu) pembentukan rancangan-rancangan yang beliau (Ahok) pengen mau saya perjuangankan,” kata Imadya.
Baca:
Ahok Diharap Kembali Terlibat di Politik dan Pelayanan Publik
Sepanjang masa pemerintahannya sebagai Gubernur Jakarta, Ahok dikenal sebagai pemimpin yang bicara blak-blakan, keras namun tegas dan transparan. Dia di antaranya melambungkan gaji atau tunjangan pegawai namun tak sungkan memberi sanksi jika ada yang ditemukannya tak berkinerja baik.