TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi yang akrab disapa dengan Kak Seto meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengaktifkan Seksi Perlindungan Anak Tingkat Rukun Tetangga atau disingkat SPARTA di wilayahnya. Seto menyampaikan usul tersebut menyusul maraknya aksi geng motor belakangan ini.
"Kami sedang berdialog dengan Bapak Gubernur supaya Jakarta bisa dilengkapi," kata Seto di Kantor Polres Metro Jakarta Barat, Selasa, 19 Februari 2019.
Baca: Ada 25 Geng Motor di Jakarta Barat, Polisi: Baru 8 Ditangkap
Menurut Seto, baru satu RT di Jakarta yang mengaktifkan SPARTA. Sedangkan Kota Tangerang Selatan, kata dia, sejak 2011 telah mendeklarasikan seluruh RT-nya sudah memberdayakan SPARTA. Begitu pun di daerah Banyuwangi dan Bengkulu Utara.
Seto menjelaskan anak-anak yang terjerat dalam lingkaran geng motor merupakan korban dari tidak kondusifnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Maka, menurut dia, anak-anak cenderung lari melampiaskan kekecewaan ke gawai atau bahkan perilaku menyimpang seperti geng motor, narkoba, seks bebas, dan tawuran.
"Masalah ini perlu dipecahkan bersama, ibaratnya melindungi anak dan mendidik anak perlu orang sekampung," kata Seto.
Baca: Geng Motor Satroni Warung Pecel Ayam, Polisi: Notebook Digasak
Dengan kehadiran SPARTA, anak-anak bisa menyalurkan bakat dan menggunakan waktunya untuk kegiatan lebih positif. "Mungkin bisa mengaktifkan kembali gelanggang remaja untuk memfasilitasi kegiatan olahraga, menari dan nyanyi," kata Seto.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan terdapat 25 kelompok geng motor di wilayahnya. Aksi sadis mereka disebut telah meresahkan.
"Dari 25 geng motor yang kami deteksi ada di wilayah Jakarta Barat, kami sudah menangkap delapan di antaranya," kata dia di kantornya, Selasa, 19 Februari 2019.
Baca: 14 Anggota Geng Motor Ditangkap Karena Aniaya Remaja Hingga Tewas
Hengki menjelaskan, anggota delapan geng motor yang sudah ditangkap meliputi dua pengungkapan kasus penganiayaan. Pertama, kasus penganiayaan oleh geng motor yang menewaskan Adam Ilham di Jalan Tanah Sereal Raya, Tambora, Jakarta Barat pada 20 Januari 2019 dan penganiayaan terhadap Ahmad Al Fandri di Tanjung Duren, Jakarta Barat pada 5 Februari 2019.
Polisi telah menangkap 12 pelaku dalam kasus penganiayaan di Tambora. Sedangkan kasus di Tanjung Duren, 14 tersangka ditangkap. Hengki mengatakan para pelaku dari anggota geng motor itu tergolong anak di bawah umur. "Bahkan di Tanjung Duren, empat pelaku merupakan pelajar SMP," kata dia.