TEMPO.CO, Jakarta - Dua korban penjambretan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat dinihari 5 April 2019, terungkap adalah mahasiswi yang bekerja sebagai mitra ojek online. Keduanya adalah Ria Nurhayati yang menjadi korban tewas dan Ajeng Hendrawati menderita luka-luka.
Baca:
Mahasiswi Korban Penjambretan Biayai Kuliah dari Ojek Online
Pada dinihari itu keduanya yang berboncengan sepeda motor terlibat tarik menarik tas dengan pelaku penjambretan yang juga berboncengan motor. Kedua sepeda motor terempas ke aspal setelah tabrakan tak terhindarkan. Dalam peristiwa itu, seorang pelaku akhirnya meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya.
Sementara Ria tewas, Ajeng kini masih menjalani perawatan di rumah sakit. "Sudah sadar tapi masih syok," kata Bambang Sudarmaji saat ditemui di RS Pelni, Jakarta Barat, menemani putrinya, Jumat sore.
Bambang menjelaskan awalnya Ajeng dirawat di Rumah Rakit MMC, Jakarta Pusat. Namun, karena biaya pengobatan di sana tinggi, akhirnya keluarga meminta agar Ajeng dirujuk ke RS Pelni. "RS Pelni juga lebih dekat dengan rumah tinggal Ajeng di Jelambar," ucapnya.
Baca:
Mahasiswi Tewas Bersama Pelaku Penjambretan, Ini Kronologisnya
Ia menuturkan Ajeng mendapatkan luka yang cukup parah. Beberapa bagian tubuhnya patah, di antaranya tulang paha kaki kanan, tulang kering kaki kiri, dan dua jari tangan kanan. "Kepala Ajeng juga luka sobek," kata Bambang.
Saat ditemui, Bambang mengungkapkan sedang mencari tambahan dana untuk menutup biaya operasi yang harus dijalani Ajeng senilai Rp 70 juta. Layanan BPJS Kesehatan tak bisa dimanfaatkan dengan alasan Ajeng sakit karena kecelakaan, "Dan ada unsur pidana, karena kasus penjambretannya."
Baca berita sebelumnya:
Penjambretan Maut di Kuningan, Mahasiswi Ingin Rebut Lagi Tasnya
Sebagian dana sudah terhimpun di antaranya dari asuransi kesehatan yang didapat dari Grab Indonesia, di mana Ajeng terdaftar sebagai mitra ojek online. Tapi belum cukup.