TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pengawas Pemilu disingkat Bawaslu menyatakan telah menyelidiki salah input data formulir C1 di tempat pemungutan suara (TPS) 93 Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur.
Komisioner Bawaslu Jakarta Timur, Tami Widi Astuti, mengatakan salah input yang merugikan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, itu merupakan human error.
Baca : Baliho Anti Quick Count di TV Akhirnya Dicopot, Ini Kata Warga
"Berdasarkan penjelasan KPU, petugas mereka salah input. Jadi datanya tertukar dengan TPS lain," kata Tami saat dihubungi, Ahad, 21 April 2019.
Berdasarkan hasil di formulir C1 pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan 162 suara. Sedangkan, Jokowi-Amin 47 Suara di TPS 93 Bidara Cina. Namun, saat diinput di sistem perhitungan suara KPU, suara Prabowo-Sandi berkurang menjadi 56 dan suara Jokowi-Amin naik jadi 180.
Berdasarkan penelusuran KPU Jakarta Timur, kata Tami, tim operator mereka salah input antara TPS 93 Kelurahan Bidara Cina dengan TPS 93 Cipinang Cempedak.
Petugas KPU DKI Jakarta memindai dan mengunggah formulir C1 atau hasil perolehan suara melalui situng KPU RI di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, 20 April 2017. TEMPO/Aghniadi
Data yang masuk ke website resmi KPU seharusnya TPS 93 Bidara Cina, tapi karena faktor human error yang masuk jadi TPS 93 Cipinang Cempedak. "Keduanya termasuk dalam wilayah Kecamatan Jatinegara," ujarnya.
Menurut Tami, kesalahan tersebut menjadi perhatian Bawaslu RI. Sehingga, temuan yang dilaporkan oleh masyarakay itu langsung ditindaklanjuti. "Sekarang sudah diperbaiki."
Ketua Badan Pemenangan Provinsi (BPP) DKI Jakarta Prabowo-Sandi, Muhammad Taufik, meyakini kesalahan tersebut disengaja. Sebabnya, suara pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dikempeskan.
Sedangkan, suara pasangan Joko Widodo-Maruf Amin digelembungkan. "Kami lihat ini disengaja," kata Ketua DPD Gerindra DKI itu.
Simak juga :
Prabowo-Sandi Adukan KPU DKI ke Bawaslu, Salah Data Disengaja?
Sejauh ini, kata dia, BPP DKI Prabowo-Sandi baru melaporkan satu masalah tersebut ke Bawaslu. BPP saat ini masih menghimpun dugaan kecurangan lain. "Sekarang baru satu dilaporkan. Tapi bukan karena jumlahnya," ujarnya. "Ini agar menjadi perhatian, " tutur Taufik sembari menyebutkan banyak penyelenggara pemilu di TPS kurang memahami regulasi dalam Pemilu 2019.