TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta dan Crossrail Internasional Ltd menyepakati kerja sama pengembangan kapasitas dan sumber daya manusia dalam mengelola kereta api perkotaan.
Baca: MRT Jakarta Sebut Diskon Tarif Ratangga 50 Persen Hingga 14 Mei
Kerja sama itu ditindaklanjuti melalui penandatangan nota kesepahaman bersama antara MRT Jakarta dan Crossrail Internasional di Stasiun MRT Dukuh Atas, Kamis, 2 Mei 2019.
"Kerjasama ini termasuk mendukung pembentukan Akademi MRT Jakarta berdasarkan pengalaman Crossrail Internasional Ltd," kata William dalam keterangannya.
Ia menuturkan Crossrail saat ini sedang membangun proyek MRT terbesar di Eropa, yang melintang dari timur ke barat. Pembangunan proyek sepanjang 231 km itu, kata dia, bisa menjadi pembelajaran untuk MRT Jakarta yang baru membangun jaringan kereta sepanjang 16 km dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia.
Crossrail, kata William, nantinya akan membantu di area studi penyiapan proyek pengembangan jalur MRT dan kawasan transit oriented development atau TOD. "Nota kesepahaman yang kami tandatangani dengan Crossrail rencananya berlaku selama dua tahun."
Duta besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, mengatakan pihaknya mempunyai pengalaman cukup panjang dalam mengembangkan kereta api bawah tanah. Inggris telah mengembangkan kereta api bawah tanah sejak tahun 1880. "Dan kami juga punya proyek terbesar yang pengalaman dalam membangunnya bisa kami bagikan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di DKI," ujarnya.
Baca: DKI Ajukan Biaya Perpanjangan MRT Jakarta Rp 214 Triliun
PT MRT Jakarta fase I Lebak Bulus - Bundaran HI telah diresmikan Presiden Jokowi pada 24 Maret 2019. Pembangunan MRT fase 2 akan dilanjutkan dengan rute Bundaran HI - Jakarta Kota.