TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki dua strategi jangka pendek untuk mengatasi kesenjangan ekonomi warga Jakarta. Cara pertama dengan menyediakan pangan murah khususnya untuk warga tak mampu. Alhasil, warga miskin bisa membeli makanan dengan harga terjangkau.
Baca: Open House Anies Baswedan Dikeluhkan Warga: Sekarang Cuek
"Karena pengeluaran terbesar masyarakat miskin adalah untuk makan," kata Anies di Makam Wakaf Muslim, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Juni 2019.
Cara kedua yaitu dengan mengintegrasikan pendataan penduduk yang layak memperoleh bantuan pemerintah daerah. Bantuan yang dimaksud seperti pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Lansia Jakarta (KLJ), dan Kartu Pekerja.
Mulai tahun ini, Anies menyampaikan, pendataan penerima bantuan itu dilakukan di satu pintu melalui Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dulu, lanjut Anies, pendataan dilakukan masing-masing oleh dinas terkait.
"Pelaksanaannya tetap dinas sosial tapi jangan sampai informasinya tidak lengkap," ujar dia.
Dia menghindari tidak meratanya penyaluran bantuan ke semua anggota keluarga. Misalnya, dalam satu keluarga miskin hanya sang cucu yang menerima KJP, sementara nenek tidak memperoleh KLJ.
"Dengan pendataan lewat PKK kami bisa memastikan setiap keluarga mendapatkan haknya secara lengkap," tutur Anies.
Baca juga: Mudik Lebaran via Laut, Ini Kata Perantau Bekasi dan Depok
Kemarin Anies menyebut masih banyak kesenjangan yang dialami warga Ibu Kota. Anies memaparkan kesenjangan itu terjadi antara orang kaya dengan miskin, orang yang bekerja dan tidak bekerja, serta orang yang terdidik dan tidak terdidik.
Anies Baswedan mengingatkan ihwal pentingnya tanggung jawab sosial rakyat menolong mereka yang tertinggal dari kemajuan perekonomian Jakarta. Berkaitan dengan momen Idul Fitri, dia berpesan agar penduduk mau membantu warga miskin dengan memberikan zakat.