TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno, menilai prestasi Jakarta di bidang transportasi merupakan akumulasi hasil kerja dari pemerintahan sebelumnya.
Baca: Alasan Anies Baswedan Mau Satukan Pengelolaan Moda Transportasi Jakarta
Menurut dia, perbaikan sistem transportasi di Jakarta dimulai sejak pergantian gubernur DKI dari Fauzi Bowo ke Joko Widodo.
"Tingkat pencapaian ini hasil kerja di masa lalu oleh beberapa pihak dan instansi," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 28 Juni 2019.
Sustainable Transport Award menobatkan Jakarta menjadi salah satu dari tiga kota terbaik dunia untuk perbaikan sistem transportasi dan mobilitas kota. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah informasi ini dalam akun Instagram pribadinya kemarin.
Djoko berujar gubernur terdahulu telah memulai pengembangan transportasi publik seperti mengoperasikan bus Transjakarta. Pada 2012, PT Transportasi Jakarta (transjakarta) baru membangun enam koridor.
Angka ini terus meningkat menjadi 39 koridor pada 2014. Tiga tahun kemudian bertambah lagi menjadi 80 koridor termasuk 10 rute rintisan untuk Jak Lingko.
Selain itu, peran pemerintah pusat juga tak terelakkan. Pelayanan kereta rel listrik (KRL) misalnya berkembang sejak 2013. Bahkan, Djoko menuturkan, saat ini ada rute KRL ke Rangkasbitung dan Cikarang.
"Jadi Ditjen KA (Direktorat Jenderal Kereta Api) tidak kalah berbuat," ujar dia.
Baca: Pembangunan Transportasi, DKI Dapat Kucuran Dana Rp 571 Triliun
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) juga dibentuk guna memperbaiki sistem transportasi Jakarta. Upaya untuk mencapai target mulai berjalan sejalan dengan terbitnya Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).