Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kematian Anggota Paskibra Tangerang Selatan, Kekerasan Atau ....?

Reporter

Editor

Febriyan

image-gnews
Presiden Joko Widodo bertepuk tangan saat tim Paskibraka diperkenalkan dalam silaturahmi dengan teladan nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. ANTARA
Presiden Joko Widodo bertepuk tangan saat tim Paskibraka diperkenalkan dalam silaturahmi dengan teladan nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab kematian anggota Paskibra Tangerang Selatan, Aurellia Quratu Aini masih belum diketahui. Dugaan kekerasan oleh senior Paskibra juga sulit dibuktikan karena orang tua Aurellia disebut tidak ingin melakukan otopsi.

"Juga tidak ingin mempersoalkan secara hukum," ujar Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti kepada Tempo, Sabtu, 3 Agustus 2019.

Walau begitu, Retno mengatakan KPAI mendapatkan sejumlah keterangan dari ibu Aurellia tentang aktivitas anaknya dalam Paskibra. Anggota KPAI sebelumnya ikut melayat ke rumah duka di Cipondoh, Tangerang pada Jumat 2 Agustus 2019 atau satu hari setelah Aurellia meninggal dunia.

Menurut Retno, Aurellia kerap menceritakan kegiatannya selama mengikuti kegiatanPaskibra kepada si ibu. Termasuk, beberapa perlakuan kasar yang diterima. "Anak ini tipe anak yang suka bercerita sama ibunya," ujar Retno.

Retno mengatakan, ibu Aurellia mengaku pernah diceritakan oleh anaknya bahwa dia pernah ditampar oleh salah satu senior di Paskibra. Sang ibu sempat ingin mendatangi seniornya tersebut namun dicegah oleh Aurellia sendiri. Retno menduga, pencegahan dilakukan karena Aurellia takut dibilang lemah atau takut dianggap pengadu dan malah dihukum lebih berat.

"Untuk beberapa kasus kekerasan anak-anak memang begitu. Korban enggak berani melapor karena takut di lebih di bully lagi," ujar Retno.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepada ibunya Aurellia juga pernah mengaku dihukum push up dengan cara yang tidak benar yaitu dengan cara tangan dikepal sehingga mengakibatkan cedera. Hukuman tersebut juga diberikan kepada teman-teman Aurellia.

Pada 31 Juli 2019 atau sehari sebelum meninggal, Aurellia menjalani latihan fisik Paskibra yang cukup berat. Sore harinya dia juga mengikuti kegiatan renang. Ketika pulang ke rumah, Aurellia langsung istirahat. "Tapi tidur dengan kondisi badannya hangat," ujar dia.

Orang tua Aurellia tidak membangunkannya dan membawanya ke rumah sakit malam itu. Menurut Retno, orang tua beranggapan Aurellia hanya kelelahan. Namun pada esok harinya, Aurellia jatuh di rumahnya.

"Lalu dibawa ke rumah sakit dan pas dibawa meninggal dunia," kata Retno.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Muharram Wibisono juga telah membenarkan bahwa tidak ada laporan keluarga Aurellia Quratu Aini atas kematian anaknya. Namun, kata dia, polisi masih mendalami informasi adanya kekerasan oleh seniornya di Paskibra.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

4 jam lalu

Barang bukti seragam polisi di Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 7 Maret 2022. Penyalahgunaan atribut digunakan tersangka tindakan penipuan, yang berhasil meraih lebih dari Rp1 miliar. TEMPO/Cristian Hansen
Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.


Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

2 hari lalu

Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Tima Miroshnichenko
Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

Tak cuma Kapolres, Wahyu Riadi, Sales Manager PT Sampurna Sistem Indonesia, melaporkan DAU dan ES petinggi PT Kobe Boga Utama ke Polda Metro Jaya.


Kawal Putusan BRIN, Ratusan Warga Muncul Akan Kembali Aksi Besok

4 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan menutup akses menuju kantor BRIN, Kamis 18 April 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Kawal Putusan BRIN, Ratusan Warga Muncul Akan Kembali Aksi Besok

Besok, ratusan warga Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan akan kembali menggeruduk kantor BRIN untuk meminta hasil mediasi.


BRIN Wacanakan Alihkan Jalan ke Lingkar Baru, Warga Setu Tangerang Selatan Anggap Belum Layak

4 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan menutup akses menuju kantor BRIN, Kamis 18 April 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
BRIN Wacanakan Alihkan Jalan ke Lingkar Baru, Warga Setu Tangerang Selatan Anggap Belum Layak

Warga Setu, Kota Tangerang Selatan menolak pengalihan akses jalan Lingkar Baru BRIN sebagai jalan pengganti. Dianggap tidak layak untuk digunakan.


Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

5 hari lalu

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memantau TPS terdampak banjir di Kompleks  Maharta, Pondok Aren, Rabu 14 Februari 2024. Tempo/Muhammad Iqbal
Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.


Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

7 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

BRIN Yan Riyanto membantah jika institusinya menutup jalan Serpong-Parung. Dia menyebut BRIN hanya mengalihkan arus jalan.


Ramai Parkir Liar di Pamulang Square Rp 10 Ribu Plus THR: Pejabat Datang, Sekuriti Menghilang

8 hari lalu

Deretan motor terparkir pada parkiran liar di dekat pusat perbelanjaan, kawasan Kebon Kacang, Jakarta, Rabu, 7 Desember 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ramai Parkir Liar di Pamulang Square Rp 10 Ribu Plus THR: Pejabat Datang, Sekuriti Menghilang

Wakil Wali Kota Tangsel dan sejumlah pejabat mendatangi Pamulang Square untuk mengusut pungli parkir liar, tapi tak mampu menemui petugas sekuriti


Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

8 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

Pengusaha di Jalan Serpong-Parung di dekat kantor BRIN mengeluh. Pasalnya, omset mereka berturun drastis sejak dibuat jalan Lingkar Baru.


Blokade Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Bogor dan Tangsel Bersatu Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN

8 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan menutup akses menuju kantor BRIN, Kamis 18 April 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Blokade Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Bogor dan Tangsel Bersatu Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN

Ratusan warga Bogor dan Tangsel menggelar aksi menolak rencana penutupan jalan BRIN. Dianggap bisa mematikan rezeki warga.


6 Alasan Kepala BRIN Hendak Tutup Jalan Provinsi di KST BJ Habibie di Serpong

9 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
6 Alasan Kepala BRIN Hendak Tutup Jalan Provinsi di KST BJ Habibie di Serpong

Kepala BRIN sebelumnya telah membeberkan alasan tersebut dalam suratnya kepada Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar pada 28 Maret 2024.