TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara Jakarta membaik pada Senin pagi setelah peristiwa listrik padam pada Ahad kemarin. Kini kualitas udara di ibu kota berhasil turun ke angka di bawah 100.
Berdasarkan pantauan melalui laman web AirVisual.com yang diakses pukul 07.30 WIB, peringkat buruk kualitas udara Jakarta semakin turun di peringkat 19 dunia.
AirVisual mencatat kualitas udara rata-rata Jakarta termasuk kategori sedang menurut US Air Quality Index (AQI), atau indeks kualitas udara di angka 79, setara dengan parameter pm 2.5 dengan konsentrasi 25.5 µg/m³.
Namun terdapat tiga wilayah dari pemantauan AirVisual yang memiliki kualitas udara terburuk. Pertama, di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur yang memiliki kualitas udara terburuk, dengan indeks kualitas udara di angka 165, setara dengan parameter pm 2.5 dengan konsentrasi 83,2 µg/m³.
Disusul kemudian kawasan Kemayoran Jakarta Pusat dengan tingkat indeks kualitas udara di angka 156, setara dengan parameter pm 2.5 dengan konsentrasi 65 µg/m³.
Terakhir, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) - Gelora Bung Karno Jakarta Pusat, memiliki tingkat indeks kualitas udara di angka 153, setara dengan parameter pm 2.5 dengan konsentrasi 59 µg/m³.
Tak jelas apa hubungan antara listrik yang padam dengan membaiknya kualitas udara di Jakarta pagi ini. Hanya saja, pemadaman listrik yang masih berlangsung di beberapa tempat tampak membuat sejumlah orang tak berangkat ke kantor pada pagi ini. Hal itu pun membuat beberapa ruas jalan di DKI Jakarta tampak lebih lengang dari biasanya.