TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penandatanganan kerja sama dalam pembuatan ruang penyebarluasan informasi budaya. Lewat kerja sama ini, di stasiun MRT akan tersedia ruang bagi pengguna untuk mengakses informasi sejarah.
Direktur Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan untuk mengaksesnya pengguna bisa memindai kode QR yang telah dipasang di beberapa tempat di stasiun tersebut. Misalnya di stasiun MRT Istora Senayan.
"Penumpang biasanya butuh waktu sekitar 5-10 menit untuk menunggu MRT, jadi mereka bisa mengakses sejarah tentang Senayan sambil menunggu," kata Hilmar di lokasi, Senin, 23 September 2019.
Karena waktu tunggu yang cukup singkat itu, kata Hilmar, maka informasi yang diberikan juga cukup ringan. Kebanyakan merupakan foto-foto sejarah dari kawasan tersebut.
Tak hanya di Stasiun Istora Senayan, Hilmar mengatakan ruang informasi sejarah juga dapat diakses di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia. Tentunya dengan informasi sejarah yang melekat pada kawasan tersebut.
Menurut Hilmar, PT MRT dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan rencananya akan membuat kode QR tentang sejarah di semua halte MRT. Namun hal itu akan dilakukan secara bertahap.
Tak hanya masalah sejarah, Hilmar mengatakan pihaknya dan MRT akan menyajikan hiburan seperti nyanyian atau pameran lukisan di dalam stasiun MRT. "Tentu hiburan tersebut juga akan disesuaikan dengan keadaan MRT, agar tidak terlalu berisik sehingga penumpang dapat fokus menunggu MRT. Jangan sampai karena keasyikan melihat pertunjukan malah ketinggalan dan lupa pulang," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan diisinya staisun MRT dengan budaya merupakan arahan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Kawasan ini termasuk dalam kawasan sabuk Nusantara, jadi seperti trotoar dan stasiun MRT akan dimanfaatkan untuk kegiatan yang berguna bagi masyarakat," ujarnya.