TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat Rakim Sastranegara mengatakan tak ada kerusakan berarti akibat demo di DPR yang berujung kerusuhan di sejumlah titik di wilayahnya pada Senin, 30 September 2019.
“Struktur jalan tidak ada yang rusak,” kata Rakim lewat pesan pendek.
Rakim mengatakan pihaknya hanya memperbaiki posisi separator beton alias Movable Concrete Barrier (MCB) di beberapa wilayah, seperti Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Jatibaru, Jalan KS Tubun, serta Jalan Gatot Subroto. Rakim menegaskan kalau separator tersebut tidak rusak. “MCB masih pada bagus. Hanya terguling dan geser saja,” kata dia.
Demonstrasi di DPR digelar pada 30 September 2019 pasca aksi serupa dilakukan pada 24 September lalu. Mayoritas massa aksi terdiri dari mahasiswa dan pelajar.
Mereka menuntut pembatalan pengesahan sejumlah Undang-Undang seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, UU Pemasyarakatan dan UU Pertanahan dan lain-lain. Mereka juga mendesak Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) guna membatalkan perubahan UU KPK yang sudah disahkan Dewan. UU KPK itu dinilai bakal melemahkan lembaga antirasuah.
Aksi tersebut kemudian berakhir rusuh menjelang malam. Polisi menembakkan gas air mata berkali-kali untuk membubarkan massa.
Jajaran Polda Metro Jaya total menangkap 519 orang dalam kericuhan ambas demo di DPR tersebut. Sebanyak 163 orang di antaranya ditempatkan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. “Di Direktorat Kriminal Khusus ada 70 orang, di Direktorat Reserse Narkoba ada 82 orang," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono. Kemudian, Polres Jakarta Utara menerima 36 orang, Polres Jakarta Pusat 11 orang dan di Polres Jakarta Barat 157 orang. Namun, Argo belum menjelaskan berapa mahasiswa dan pelajar yang ditangkap.