TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran pembelian ballpoint dalam rancangan APBD DKI 2020 sebesar Rp 123 miliar yang diajukan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur menjadi sorotan. Sejumlah sekolah yang Tempo datangi mengaku tak mengerti kenapa anggaran pengadaan alat tulis bisa sebesar itu.
Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Jakarta misalnya. SMA di kawasan Kebon Pala, Makasar, tersebut mengajukan anggaran pembelian pulpen Rp 16,3 juta pada rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) 2020.
Kepala Sekolah Dwi Priyo Eko Santoso merinci anggaran tersebut dibagi dua untuk pembelian pulpen ball liner Rp 10,49 juta dam pulpen Rp 5,82 juga. Adapun pulpen ball liner tersebut diajukan sebanyak lima lusin dikali 12 dan empat pack pulpen dikali 12 bulan. "Pulpen tersebut untuk 60 guru yang mengajar di sekolah kami," kata Eko saat ditemui di kantornya, Kamis, 1 November 2019.
Seorang staf tata usaha SMAN 9 yang namanya tidak mau disebutkan, mengatakan pembelian pulpen masuk dalam anggaran alat tulis kantor. Pembelian ATK tersebut biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali atau triwulan.
Dalam setahun untuk pembelian seluruh ATK seperti pulpen, spidol, pensil, penghapus, tinta, kertas dan lainnya bisa mencapai Rp 150 juta. Menurut staf tata usaha ini, sekolah paling banyak membeli pulpen dalam satu triwulan mencapai Rp 1 juta.
"Itu sudah maksimal banget Rp 1 juta."
Staf itu juga kaget mendengar anggaran pulpen yang sempat diajukan hingga ratusan milliar. Menurut dia, anggaran pulpen hingga Rp 1 milliar tersebut pun sudah terlalu besar.
"Sekolah kami ada enam jenis pulpen. Paling mahal ball liner satunya bisa Rp 20 ribu."
Sekolah Dasar Negeri Kebon Pala 13 mengajukan anggaran Rp 4,178 juta untuk pembelian pulpen tahun depan. Pulpen tersebut, kata dia, bakal dimanfaatkan untuk 12 guru yang mengajar di SDN Kebon Pala 13.
Adapun untuk satu triwulan, SDN Kebon Pala 13 mengajukan pembelian ATK Rp 11,6 juta. "Pengajuannya sudah sejak Januari kemarin. Ada tiga jenis pulpen yang kami beli ball liner, drawing pen dan pilot."
Sedangkan, SDN Kebon Pala 14 mengajukan 8,9 juta untuk pembelian ATK pada triwulan terakhir ini. Kepala SDN Kebon Pala 14 Lulut Suparmi mengatakan belum bisa memberi tahu anggaran yang diajukan untuk pembelian pulpen tahun depan.
Namun, Lulut memperkirakan anggaran pembelian pulpen SDN Kebon Pala 14 tidak jauh berbeda dengan SDN Kebon Pala 13 karena mempunyai jumlah guru dan siswa yang hampir sama banyaknya.
"Saya tidak bisa melihat RKAS. Karena staf yang bisa buka datanya sedang ada di Sudin (Pendidikan Jaktim)."
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur Ade Narun mengatakan tidak mengetahui adanya pengajuan anggaran Rp 123 miliar untuk pembelian pulpen dari lembaganya. Sebab, Ade baru satu bulan menjabat sebagai kepala di Sudin Pendidikan Jaktim. "Saya tidak tahu kalau ada anggaran itu. Setahu saya tidak ada," ujarnya.
Ade mengatakan anggaran pembelian ATK untuk sekitar 300 lebih sekolah negeri di Jaktim telah direvisi. Revisi, kata dia, telah mengerucut sekitar Rp 18 miliar untuk pembelian seluruh ATK termasuk pulpen. "Tapi detailnya saya tidak hafal. Kalau mau datanya di kantor. Sekarang saya lagi ada rapat di sekolah," kata Ade saat dihubungi.
Anggaran Rp 123 miliar untuk pembelian ballpoint dalam APBD DKI 2020 diungkap oleh Anggota DPRD dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana. William juga menyoroti berbagai anggaran janggal lainnya dalam APBD DKI Jakarta seperti anggaran pembelian lem aibon sebesar Rp 82 miliar yang akhirnya dihapus.