TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kepemilikan senjata api ilegal, Kivlan Zen, membantah Habil Marati telah menyediakan dana untuk pembelian senjata api. Kivlan berujar, Habil memberikan uang Rp 50 juta untuk membantu berjalannya demonstrasi Supersemar di Istana, Jakarta pada 12 Maret 2019.
"Yang mulia tidak benar uang dari Habil. Saya bilang ini uang besok ada tambahan dari Habil supaya diambil untuk 10 ribu orang uang makan," kata Kivlan di hadapan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa, 7 Januari 2020.
Jaksa menghadirkan Kivlan sebagai saksi untuk Habil, Selasa ini. Pertama kali, Kivlan bersaksi seorang diri. Sidang sempat diskors lantaran Kivlan tak sanggup memberi kesaksian. Sekitar 10 menit berselang, sidang berlanjut dengan mengonfrontasikan pernyataan Kivlan dan saksi lain, Helmi Kurniawan alias Iwan. Iwan juga menjadi terdakwa untuk perkara yang sama.
Menurut Kivlan, dirinya memiliki uang 15 ribu dolar Singapura atau Rp 151 juta yang bakal dipakai untuk mengadakan demonstrasi Supersemar. Dia pun menyerahkan uang itu kepada Iwan di Rumah Makan Padang Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 9 Februari 2019. Uang itu untuk menyelenggarakan demonstrasi Supersemar. Kivlan mempercayakan perhelatan aksi itu karena Iwan dinilai berhasil menggalang dana saat demonstrasi 2018.
Kivlan melanjutkan uang Rp 151 juta ternyata tak cukup untuk menyediakan makan bagi massa yang diperkirakan mencapai 10 ribu orang. Tambahan dana dari Habil, lanjut dia, yang diambil Iwan di salah satu kafe di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan pada 10 Maret 2019. Dalam dakwaan Kivlan disebut kala itu Habil menyerahkan Rp 50 juta kepada Iwan untuk keperluan uang operasional.
Kivlan menyatakan dapat membuktikan Rp 151 juta adalah uang miliknya, bukan Habil. "Berapa kali saya setor uang, saya bisa buktikan. Saya punya uang, saya tidak dapat dari Habil uang untuk itu. Saya hanya katakan ini uang untuk demo, ada tambahan dari Habil, bukan uang ini dari Habil," jelas Kivlan.
Sebelumnya, jaksa mendakwa Habil Marati sebagai penyandang dana guna membeli senjata api ilegal. Habil disebut memberikan uang 15 ribu dolar Singapura dan Rp 50 juta untuk Kivlan. Uang itu diambil oleh Iwan.