TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD di Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan aktivitas ekonomi masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di daerah ini hingga sembilan hari terakhir belum kembali normal.
"Warga yang terkena bencana alam itu hingga kini masih tinggal di posko pengungsian," kata Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Kamis, 9 Januari 2020.
Aktivitas ekonomi masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di enam kecamatan antara lain Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Curugbitung, Maja dan Cimarga hingga kini belum kembali normal.
Mereka para korban bencana alam masih bertahan di posko pengungsian dan belum kembali ke pemukiman. Apalagi, ribuan rumah mereka rusak berat dan di antaranya hilang diterjang banjir bandang dan tanah longsor itu.
Karena itu, mereka warga korban bencana alam belum melaksanakan kegiatan dan aktivitas ekonomi sehari-hari, seperti pedagang, pengemudi ojek, petani dan perajin gula aren. "Kami melihat kegiatan ekonomi masyarakat di pemukiman yang terdampak bencana alam tampak sepi ditinggal penghuni," katanya menjelaskan.
Menurut dia, masyarakat yang terdampak bencana alam itu kebanyakan sumber mata pencaharian ekonominya pada sektor pertanian dan perkebunan. Namun, hingga hari kesembilan belum melaksanakan kegiatan ekonomi dengan pergi ke ladang maupun sawah.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor cukup besar hingga mengakibatkan 1.420 rumah rusak berat,472 rusak ringan dan 10 orang meninggal dunia. Selain itu juga sebanyak 17.200 warga mengungsi di delapan posko pengungsian di enam kecamatan.
"Kami akan mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat dengan merealisasikan pembangunan jembatan yang putus akibat diterjang banjir bandang dan longsor," katanya.
Sejumlah warga di Posko Pengungsian Gedung PGRI Kecamatan Sajira mengatakan bahwa mereka belum bisa kembali ke rumah untuk melakukan kegiatan dan aktivitas ekonomi, karena kondisi pemukimannya juga hilang dan menjadi aliran Sungai Ciberang. Bahkan, rumah mereka hanyut, sehingga terpaksa tinggal di posko pengungsian.
"Kami merasa bingung tinggal di pengungsian dan hanya berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk pembangunan tempat tinggalnya itu," kata Ahmad, warga Desa Calungbungur Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.