TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) berencana mengadu ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ihwal kerugian akibat banjir. Ketua Umum HIPPINDO, Budihardjo Iduansjah, menyatakan para penyewa ingin Pemprov DKI Jakarta bisa memberikan bantuan.
"Bukan menuntut, tapi meminta kebijaksanaan ke gubernur untuk membantu tenant yang kesulitan," kata Budihardjo saat dihubungi, Sabtu, 11 Januari 2020.
Ia berujar tidak sedikit para penyewa atau tenan di mal yang terkena dampak banjir Jakarta. Menurut dia, ada tiga mal tutup lantaran banjir, yaitu Mal Taman Anggrek, Mal Cipinang Indah, dan Lippo Mal Puri. Hingga saat ini bahkan, sebut dia, masih ada dua mal tak beroperasi, yakni Taman Anggrek di Jakarta Barat dan Cipinang Indah di Jakarta Timur.
Akibatnya, banyak tenant tak bisa berjualan dan memperoleh penghasilan. Budihardjo tak merinci berapa banyak penyewa yang terkena dampak banjir. Namun tenant itu terdiri dari restoran, salon, toko baju, hingga supermarket. Padahal, dia melanjutkan, penyewa tetap harus membayar biaya sewa lapak dan gaji karyawan kendati terdampak banjir.
"Kalau mal banjir, kami bayar sewa. Jadi mal tidak berkurang pendapatannya. Tenantnya kan kalau hari ini tidak buka toko, tidak ada duit masuk," ujar dia.
Budihardjo memperkirakan kerugian penyewa mencapai Rp 30 miliar per mal. Angka itu didapat dengan asumsi 30 ribu meter persegi luas mal dikalikan Rp 1 juta. Ukuran 30 ribu meter persegi adalah estimasi luas mal yang dipakai penyewa. Sementara Rp 1 juta merupakan perkiraan nilai sewa lapak per meter persegi untuk satu bulan.
"Kami minta bantuan Pemda memberikan dispensasi. Kami pengen ketemu dulu untuk menginformasikan kerugian-kerugian sehingga pemerintah bisa membantu," jelas dia.
Sebelumnya, Gubernur Anies menyampaikan beberapa daerah tengah mengalami tantangan cuaca yang luar biasa. Misalnya di kawasan Pulau Jawa bagian barat mulai dari Bekasi, Jawa Barat, hingga Lebak, Banten, yang terkena dampak cuaca baik banjir dan longsor.
Namun sayangnya, kata Anies, tidak semua wilayah yang terkena bencana mendapat perhatian dalam percakapan di media sosial. Padahal beberapa kejadian seperti jembatan yang hilang di banyak tempat, kantor tutup, mal tutup, rumah longsor, gedung hilang dan jalan rusak tidak terjadi di Jakarta.
"Bundaran HI ketutup (banjir) tidak ada. Itu semua tidak ada, tapi pembicaraannya (tentang Jakarta di media sosial) tinggi," ujarnya. "Tapi di tempat yang ada itu semua, malah tidak jadi pembicaraan," kata Anies.
LANI DIANA | IMAM HAMDI