TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Cik Anang langsung menghubungi anaknya, Yusuf Azhar, begitu informasi virus Corona merebak di Wuhan, Cina. Anang meminta Yusuf yang kuliah di Universitas Wuhan untuk tenang saat mewabah virus yang mematikan itu mengisolasi seluruh kota.
"Pas tahu merebak virus corona, saya bilang ke anak saya, Ibadah. Tenang saja," kata Anang di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu, 15 Februari 2020. "Kenapa? Kalau meninggalkan di mana saja. Tidak masalah."
Anang bersama istri dan anaknya, ikut menjemput Yusuf di Bandara Halim Perdanakusuma setelah menjalani karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau. Anang meyakinkan anaknya agar tidak panik saat terisolasi di Wuhan.
"Di Indonesia juga pas banjir banyak yang meninggal. Bukan karena virus, karena tenggelam, kesetrum. Jadi tenang saja. Saya bilang, tenang ini nanti pulih kembali," ujar Anang.
Selain itu, Anang juga menasihati anaknya untuk terus rajin ibadah selama virus itu menyebar. Anang mengaku menerima apapun keadaan anaknya saat virus itu menyebar di wilayah tempat anaknya menimba ilmu.
"Bagi saya meninggal di mana saja. Kalau meninggal karena menuntut ilmu itu akan mati syahid," kata pria berusia 59 tahun ini.
Kini Anang bisa bernafas lega sebab sang anak, Yusuf Azhar telah kembali ke rumah. Yusuf bersama ratusan warga negara Indonesia lainnya yang telah menjalani karantina di Natuna juga dinyatakan bebas dari virus Corona.
Kementerian Kesehatan memulangkan 238 warga negara Indonesia (WNI) plus satu warga negara asing yang dikarantina di Natuna, Sabtu, 15 Februari 2020. Mereka dikarantina setelah Pemerintah Indonesia mengevakuasi dari Cina pada 2 Februari 2020 untuk menghindari wabah virus corona.
IMAM HAMDI