TEMPO.CO, Jakarta - Penceramah Abdul Somad mengaku kerap di-bully di sosial media. Hal itu ia ungkapkan saat berceramah di acara peresmian Masjid Cut Nyak Dien, Jakarta Pusat.
Abdul Somad mengisahkan soal perundungan yang diterimanya itu saat menjelaskan kenapa ia tak salat Isya berjamaah.
Sebabnya, penceramah kondang itu mengaku telah melakukan salat jamak takdim atau menggabung salat Magrib dan Isya. Tausiah yang dimulai setelah Magrib, kata Somad, harus diselesaikan sebelum salat Isya, karena pria asal Pekanbaru, Riau, itu akan memenuhi undangan selanjutnya.
"Saya akan menyampaikan ini (tausiah) sampai tepat pukul 19.20," ucap Somad, Ahad 1 Februari 2020. "Loh kok enggak sampe salat berjamaah? Apa gak salat isya? Saya sudah jama Takdim."
Somad pun berharap absennya ia dalam salat berjamaah itu tidak menjadi fitnah. Apalagi ia diundang Gubernur Anies Baswedan berceramah di Masjid tersebut. Ia khawatir nanti ada anggapan, Anies mengajak Somad tak salat berjamaah. Dan akhirnya Anies yang bakal kena perundungan.
"Saya mohon maaf Pak Gubernur, saya gak bisa bela di sosmed. Karena saya pun babak belur juga (di bully di sosmed)," kata pria yang meraih gelar Doktor di Omdurman Islamic University Sudan itu.
Somad pun mengatakan tak menaruh dendam kepada orang yang telah merisaknya. Menurut Somad, perundungan bisa mengajarkan seseorang menjadi lebih bijaksana. Sebab, kritikan bisa mengingatkan orang akan kekeliruannya. Sebab, kalau tidak ada kritikan manusia cenderung akan menjadi jumawa.
"Tidak ada dendam, tidak ada marah. Enjoy semua kritikan itu. Kita anggap sebagai cara orang untuk menunjukkan bahwa kita rendah di hadapan Allah," kata pria yang akrab disapa UAS itu.