TEMPO.CO, Bogor -Memasuki minggu kedua Maret 2020, jumlah pasien meninggal dunia yang terkena wabah Deman Berdarah Dengue atau DBD asal Kota Bogor bertambah satu menjadi lima korban.
"Dari laporan yang diterima dinas kesehatan hingga pekan ketiga di triwulan pertama, sebagian besar yang meninggal merupakan pasien anak," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dokter Sri Nowo Retno.
Data sementara yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Bogor hingga pertengahan Maret 2020 menyebutkan lima pasien meninggal akibat wabah DBD yakni dua pasien asal Kecamatan Bogor Tengah, 1 pasien asal Bogor Barat, 1 dari Bogor Selatan dan 1 lagi dari Bogor Timur.
"Peningkatan jumlah pasien meninggal akibat wabah DBD terjadi di bulan Maret yakni tiga orang, sedangkan bulan Januari dan Februari masing-masing satu kasus,"kata dia. Adapun jumlah pasien yang terjangkit wabah DBD tercatat sebanyak 120 kasus.
Namun Sri mengatakan meski sudah ada 5 orang meninggal dunia dalam waktu 3 bulan, kasus DBD di Kota Bogor belum dijadikan sebagai kejadian luar biasa atau KLB.
Adapun jumlah pasien korban DBD asal Kota Bogor di tahun 2018 sebanyak 727 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 5 pasien. Sedangkan pada 2019 jumlah pasien DBD sebanyak 621 kasus, meninggal dunia 10 orang.
Berdasarkan rapat koordinasikan kasus DBD di Kota Bogor, dinas kesehatan menginstruksikan agar setiap dokter Puskesmas fungsional dan rumah sakit lebih meningkatkan ketajaman anamnesa terhadap pasien yang berobat dengan keluhan demam. "Sedangkan untuk pasien yang datang dengan keluhan demam di hari ke 2 sampai hari ke 3 dilakukan pemeriksaan trombosit serial, minimal per 12 jam," kata dia.
Selain itu perlu adanya inovasi dan kebijakan Kepala Puskesmas terkait pemeriksaan trombosit serial ini."Kegiatan penyemprotan sarang nyamuk minimal 1 minggu sekali di tempat kerja, sekolah dan kampus, instansi terkait, dan tempat – tempat umum lebih ditingkatkan," kata dia.