TEMPO.CO, Jakarta -Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya menetapkan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sebagai perusahaan dengan usaha pencegahan Virus Corona atau COVID-19 terbaik.
Penetapan ini dilakukan setelah Ombudsman melakukan sidak ke beberapa moda transportasi massal di Jakarta terkait menghadapi wabah Virus Corona di Ibu Kota.
"MRT merupakan penyedia pelayanan publik transportasi massal yang paling siap. Semua indikator terpenuhi, kelemahan MRT tinggal di pengawasan terhadap ketaatan petugas dalam melaksanakan SOP mereka," ujar Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya Teguh P. Nugroho saat dihubungi Tempo, Sabtu, 14 Maret 2020.
Teguh mengatakan terkadang petugas di beberapa Stasiun MRT tidak melakukan pengecekan suhu menggunakan thermal gun kepada penumpang. Padahal, pengecekan suhu penting agar tidak ada pengunjung yang demam memasuki area Stasiun MRT.
Selain MRT, moda transportasi yang juga melakukan prosedur pengawasan terhadap penumpangnya adalah LRT Jakarta. Meskipun memiliki fasilitas pengawasan yang sama, moda transportasi ini belum semaksimal MRT dalam melakukan pengawasan.
“Petunjuk untuk ke fasilitas kesehatan saja mereka yang kurang dan pemeriksaan kepada para staf sebelum dan sesudah tugas tidak terekam dengan baik,” kata Teguh.
Petugas mencuci kereta di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020. Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona, PT MRT Jakarta melakukan pencucian kereta menggunakan bahan kimia mengandung disinfektan. ANTARA
Sedangkan moda transportasi yang dirasa kurang dalam melakukan pengawasan terhadap penumpang adalah kereta Commuter Line. Perusahaan plat merah ini belum menerapkan pengukuran suhu tubuh bagi seluruh pengguna, kecuali jika pengguna meminta dan pemeriksaan dilakukan di ruang fasilitas kesehatan.
Selain itu, Commuter Line juga belum memiliki SOP yang jelas mengenai pengawasan kepada penumpang. Padahal, kata Teguh, Commuter Line memiliki alat pemeriksaan yang cukup lengkap, tapi posisinya tersembunyi, tanpa petunjuk arah yang jelas, dan menyulitkan penumpang mencari fasilitas tersebut.
Sedangkan untuk moda transportasi bus Transjakarta, perusahaan hanya menyediakan cairan pembersih tangan di beberapa halte. Para petugas juga tidak memakai masker serta tidak tersedia fasilitas kesehatan dan SOP penanganan Covid19 termasuk call centre Covid-19 DKI Jakarta.
"Namun dari keseluruhan penyelenggaraan pelayanan transportasi publik, Rail Link merupakan moda transportasi publik yang sama sekali tidak memperlihatkan kesiapsiagaan penanganan Covid-19," kata Teguh.
Ia menyayangkan temuan itu. Sebab, Rail Link memiliki peran vital karena membawa penumpang yang pergi dan kembali dari bandara, termasuk penumpang yang baru tiba dari wilayah terpapar virus corona.
"Mereka bisa menjadi saringan kedua, jika seseorang diduga terpapar Covid-19 dan lolos dari pemeriksaan Bandara,“ kata Teguh.
Teguh mengatakan Ombudsman Jakarta Raya akan mengkonfirmasi temuan tersebut kepada pimpinan masing-masing intansi transportasi publik tersebut dan menyampaikan tindakan korektif perbaikan pencegahan Virus Corona.