TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Anies Baswedan meminta agar masyarakat Jakarta meniadakan melakukan ibadah Jumat, meskipun Masjid Istiqlal tetap bakal menyelenggarakan Jumatan besok.
"Untuk warga Jakarta saya imbau untuk mematuhi yang disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia," ujar Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta Pusat, Kamis 19 Maret 2020.
Anies menyebutkan seperti fatwa MUI bahwa di wilayah yang terancam Virus Corona untuk boleh untuk tidak salat Jumat diganti dengan salat Dzuhur di rumah masing-masing.
Seruan tersebut kata dia disampaikan kepada masjid-masjid yang berada di bawah kewenangan DKI.
Anies pun kemudian memutuskan untuk mendiakan pelaksaan Salat Jumat hingga dua pekan ke depan. Keputusan tersebut juga telah disepakati dalam rapat dengan pemuka dan tokoh agama hari ini.
Anies menilai, di Jakarta perlu meniadakan kegiatan keagamaan di rumah ibadah, karena tren penularan COVID-19 di Jakarta tinggi. Berdasarkan laman resmi tim gugus COVID-19 DKI hingga siang ini, 17 orang meninggal akibat terjangkit Corona, 208 pasien positif.
Sebelumnya Pengurus Masjid Istiqlal Jakarta mengatakan ibadah shalat Jumat berjamaah tetap dilaksanakan berdasarkan keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di tengah wabah COVID-19 atau virus corona yang sedang terjadi Tanah Air.
"Kemarin Imam Besar Istiqlal menginstruksikan kembali sesuai keputusan MUI bahwa ibadah shalat Jumat berjamaah pada pekan ini tetap diadakan," kata Kepala Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam, di Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020.
Namun, ujar dia, bisa saja terjadi perubahan apabila ada arahan atau instruksi baru dari Imam Besar Masjid Istiqlal dan MUI Pusat terkait penyelenggaraan ibadah shalat Jumat.
Pelaksanaan ibadah salat Jumat pada 20 Maret 2020 besok, tidak akan menggunakan tikar atau karpet, sebagaimana telah dilakukan pada shalat Jumat pekan lalu. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di lingkungan masjid.