Adaptasi New Normal
MRT Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan selama beroperasi saat wabah corona mendera Ibu Kota. Bahkan, MRT Jakarta berencana tetap memberlakukan protokol kesehatan kepada penumpang dan petugas setelah pandemi Covid-19 berakhir.
William Sabandar menuturkan langkah ini diambil dengan pertimbangan bahwa masyarakat cenderung tetap memperhatikan aspek kesehatan di transportasi umum meski wabah corona telah selesai.
"Jadi kami tetap meneruskan nantinya pasca Covid-19 adalah budaya untuk social distancing. Kami akan meneruskan budaya menggunakan masker dan pemeriksaan temperatur," kata William.
Petugas mengenakan pelindung wajah saat berjaga di dekat kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Jumat, 5 Juni 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Untuk tetap memberikan rasa aman kepada masyarakat, MRT Jakarta mengusung empat tema, yaitu bersih, sehat, aman, dan prima. Tema ini baru diterapkan ketika kondisi sudah beralih dari krisis menjadi normal kembali.
Menurut William, implementasi aspek bersih berarti memastikan seluruh fasilitas stasiun bersih. Karena itulah, protokol kesehatan penanganan Covid-19 bakal menjadi acuan PT MRT untuk memastikan setiap orang bebas dari virus atau kuman. Pengguna dan petugas kereta, lanjut dia, juga harus memperhatikan aspek kebersihan atas diri sendiri.
Melanjutkan Pembangunan Fase Dua
Pengerjaan konstruksi proyek kereta MRT Fase 2A untuk paket CP-201 (rute Thamrin-Monas) ditunda akibat pandemi corona melanda Indonesia, khususnya Jakarta. Pengerjaan proyek mundur tiga bulan dari Maret menjadi Juni 2020. "Kami tunda karena memang tidak mungkin mobilisasi pekerjaan berat pada fase-fase Covid-19 ini," kata William.
Dia menyebut, sebagian tenaga kerja pengerjaan MRT Fase 2A didatangkan dari Jepang. Situasi Jakarta yang tengah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak memungkinkan untuk mendatangkan sumber daya dari Negeri Sakura itu.
Alasan kedua lantaran PT MRT menekan terjadinya pembengkakan anggaran. Ini mengingat pembayaran bahan baku kereta dengan mata uang Yen. Karena itulah, kata William, perusahaan memilih menunda pengerjaan proyek. "Kalau kami paksakan pekerjaan ini dilaksanakan pada fase-fase krisis seperti ini otomatis anggaran konstruksi itu akan meningkat," ucapnya.
Walau pengerjaan molor, tapi pembebasan lahan tetap berjalan. Menurut William, pihaknya telah menandatangani kontrak dengan konsorsium Shimizu Corporation Indonesia dan PT Adhi Karya pada Februari 2020.
Dengan begitu, pengerjaan CP-201 seharusnya bakal berjalan 1 Maret 2020 dan selesai 31 Desember 2024. Karena wabah virus corona, PT MRT harus merevisi jadwal menjadi 3 Juni 2020 untuk pengerjaan dan ditargetkan rampung 30 Maret 2025. Penyelesaian keseluruhan konstruksi MRT melambat dari target November 2025 menjadi Februari 2026. Rencana operasional kereta pun berubah ke Maret 2026.
Kereta bawah tanah Fase 2A melintas di Thamrin-Monas-Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar-Glodok-Kota sepanjang 5,8 kilometer. Sementara rute Fase 2B dari Kota hingga Depo Ancol Barat sepanjang 6 kilometer.
MRT Jakarta telah mendapatkan kucuran dana dari Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai 22,5 triliun. BUMD itu membutuhkan dana tambahan Rp 7,3 triliun yang sudah diusulkan ke pemerintah.
IMAM HAMDI | LANI DIANA | ZULNIS FIRMANSYAH