TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog UI Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan Gubernur DKI Anies Baswedan berani menghentikan masa transisi menuju new normal jika wabah Covid-19 tak terkendali.
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan Anies Baswedan harus berani menginjak rem mendadak seperti yang dijanjikannya jika angka positif rate telah mencapai 10 persen.
"Sekarang kalau saya lihat sudah 6 persen. Kalau sampai 10 persen lebih baik kembali ke pembatasan dengan menutup pusat perbelanjaan dan kantor lagi," Kata Tri saat dihubungi, Selasa, 7 Juli 2020.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemerintah menerapkan kebijakan rem darurat atau emergency break policy apabila kurva penularan Covid-19 melonjak di masa transisi menuju New Normal ini. "Bila ternyata kondisinya mengkhawatirkan, dihentikan semuanya," kata Anies dalam konferensi pers daring, Kamis 4 Juni 2020.
Tri mengatakan penularan virus corona dalam beberapa hari ini telah tembus di angkat 200 kasus baru per hari. Angka itu mencapai enam persen dari rasio positif orang yang diperiksa.
"Angka ini menunjukkan populasi yang tertular di masyarakat masih tinggi. Kalau sudah 10 persen harus kembali ke PSBB," ucapnya.
Ahli epidemi atau epidemiolog UI itu juga menganjurkan pemerintah terus melakukan pelacakan, pemeriksaan dan isolasi orang yang positif atau berstatus dalam pengawasan maupun pemantauan.
Masyarakat yang beraktivitas di luar rumah pada masa PSBB transisi menuju New Normal ini wajib menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan jaga jarak. "Bahkan saya sarankan protokol tambahan dengan menggunakan face shield (pelindung wajah)," katanya.