Daud mengatakan, penambahan kasus Covid-19 di Jawa Barat umumnya terjadi di seputaran Bodebek dan Bandung Raya. “Kita itu kenaikannya seputar itu saja. Bodebek yakni Bogor, Depok, Bekasi, plus di Kota Bandung,” kata dia.
Daud mengatakan, penanganan Covid-19 di Depok misalnya dilakukan bersama-sama dengan Gugus Tugas Kota Depok. “Pokoknya tetap saja yang dilakukan bersama-sama dengan Gugus Tugas Depok itu pengetatan protokol kesehatan, apa lagi selain di sekitar itu,” kata dia.
Daud mengatakan, dukungan pengetesan untuk kontak tracing juga diperbanyak untuk Depok. “Tracing lumayan banyak di sana. Ada yang perlu dilakukan di sana, apakah itu dilakukan atau tidak di Gugus Kota,” kata dia.
Salah satunya, rekomendasi untuk melakukan pengetatan pengawasan lalu-lintas orang. “Karena disinyalir banyak orang Depo, kerjanya di Jakarta,” kata dia. “Disinyalir penyebabnya pergerakan orangnya, tidak bisa dihindari.”
Daud mengatakan, Keputusan Gubernur menetapkan penerapan PSBB Proporsional di Bodebek, termasuk Kota Depok di dalamnya. “PSBB Proporsional, sejauh mana dilaksanakannya. Seharusnya dengan PSBB Proporsional msialnya, kalau daerah merah, itu ada semacam pembatasan bagi orang yang keluar-masuk di zona merah,” kata dia.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Kota Depok kembali menjadi zona merah dari hasil pemetaan level kewaspadaan terbaru.
“Kami laporkan posisi Jawa Barat, dari seluruh wilayah, mayoritas resiko Sedang dan risiko Rendah, hanya satu di Kota Depok yang masih merah,” kata dia, dalam konferensi pers bersama Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa dan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono, di Bandung, Jumat, 21 Agustus 2020.
AHMAD FIKRI