TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menyarankan Gubernur DKI Anies Baswedan segera melakukan karantina berskala komunitas untuk menekan laju penularan virus Corona.
"Yang bisa dilakukan sekarang adalah menerapkan pembatasan sosial berskala komunitas," kata Pandu saat dihubungi, Selasa, 1 September 2020.
Penambahan penularan Covid-19 dalam beberapa hari tembus 1.000 kasus per hari di DKI Jakarta. Sepekan terakhir rasio positif di DKI telah mencapai 9,8 persen. Total kasus positif Covid-19 di Ibu Kota telah mencapai 41.250 kasus.
Menurut Pandu, karantina berbasis komunitas diperlukan untuk mengisolasi kasus yang ditemukan di suatu kawasan atau rumah tangga. Karantina berbasis komunitas menjadi salah satu kebijakan yang bisa dilakukan untuk menekan laju wabah karena Pemerintah DKI tidak lagi bisa menerapkan pembatasan sosial berskala besar.
"Sebenarnya untuk menekan wabah seharus DKI diberikan kekuasaan mutlak untuk lockdown wilayah, tapi tidak mungkin. Makanya disarankan melakukan pembatasan sosial berskala komunitas," katanya.
Menurut Pandu, cara yang paling efektif untuk cepat menekan penularan Covid-19 adalah dengan melakukan karantina di kawasan Jabodetabek. Bahkan agar lebih efektif karantina mesti dilakukan di seluruh Pulau Jawa. "Dua pekan saja lakukan karantina di Pulau Jawa. Aktivitas freeze dulu dan terus tingkatkan testing dan tracing."
Pandu menuturkan, jika hanya DKI yang menerapkan karantina wilayah juga tidak akan efektif. Sebabnya, Ibu Kota menjadi tempat orang keluar masuk dari kawasan di sekitarnya.
Seharusnya, kata dia, pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada Gubernur DKI dan gubernur di sekitar DKI untuk mengatur wilayahnya sendiri. "Daerah tidak bisa berbuat banyak karena diatur pemerintah pusat. Harusnya berikan keleluasaan dalam menentukan kebijakan," ujarnya.