Dalam aksi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Istana Negara, sejumlah massa menjadi korban kekerasan aparat kepolisian. Tak cuma para pendemo, sejumlah jurnalis pun juga menjadi sasaran kebrutalan polisi.
Aliansi Jurnalis Independen atau AJI mencatat 7 orang jurnalis menjadi korban kekerasan polisi saat meliput. Sejumlah jurnalis juga dikabarkan ditangkap.
“Jumlah ini bisa bertambah, kami masih menelusuri dan memverifikasi,” kata pengurus AJI Jakarta Asnil Bambani dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 Oktober 2020.
Jurnalis yang diduga menjadi korban kekerasan salah satunya Tohirin dari CNNIndonesia.com. Thohirin mengaku dipukul dan ponselnya dihancurkan. Tohirin menerima perlakuan itu ketika meliput demonstran yang ditangkap polisi di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.
Peter Rotti, wartawan Suara.com yang meliput di daerah Thamrin juga menjadi sasaran polisi. Ia merekam saat polisi diduga mengeroyok demonstran. Anggota Brimob dan polisi berpakaian sipil menghampirinya meminta kamera Peter. Peter sempat menolak. Namun kemudian Peter diseret, dipukul dan ditendang gerombolan polisi yang membuat tangan dan pelipisnya memar. “Kamera saya dikembalikan, tapi mereka ambil kartu memorinya,” ujar Peter.