TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini potensi banjir di kawasan bantaran Sungai Angke pada Sabtu malam, 7 November 2020. Peringatan dini potensi bencana dikeluarkan lantaran terjadi kenaikan muka air hingga 155 cm atau Siaga 3 di Pos Angke Hulu pada pukul 21.00, malam ini.
"Kami imbau warga yang berada di bantaran sungai waspada dan berhati-hati terhadap bahaya banjir," imbau petugas BPBD DKI dalam akun Twitter @BPBDJakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan jika banjir terjadi akibat curah hujan di atas 100 milimeter, air surut dalam waktu enam jam tanpa korban jiwa. "Kami sekarang antisipasi itu," kata Anies di Menara Rajawali, Jakarta Selatan, Kamis, 5 November 2020.
Anies mengatakan telah menerapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah banjir. Namun, banjir bakal berpotensi terjadi jika intensitas hujan berada di atas 100 milimeter.
Kapasitas sistem drainase di DKI maksimal 100 milimeter. “Kami sampaikan kepada jajaran bila hujan di bawah 100 mm per hari tidak boleh banjir kerana itu kapasitas (drainse) kita." Jika curah hujan di atas daya tampung drainse itu, ujar Anies Baswedan, dapat dipastikan air bakal tumpah dan membanjiri Ibu Kota.
Curah hujan di atas 100 milimeter terjadi pada awal tahun ini. Curah hujan pada Januari lalu mencapai 377 milimeter. "Itu 3,5 kali lipat dari kapasitas drainase di Jakarta."
Sejumlah kebijakan yang telah dikerjakan Pemerintah DKI adalah mengeruk waduk dan sungai melalui program gerebek lumpur. Pemerintah juga membersihkan seluruh saluran air dan mengorganisir kegiatan antar-instansi dalam menanggulangi banjir. "Pengerukan pun sudah dilakukan secara intensif."
IMAM HAMDI