TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menyarankan pemerintah DKI Jakarta tetap membangun kereta lintas rel terpadu atau LRT Fase II rute Velodrome Rawamangun-Dukuh Atas. Sebab, kata dia, kebutuhan transportasi publik dari Kepala Gading menuju pusat kota mendesak.
"Penggunanya akan semakin banyak, karena di Kelapa Gading tidak ada angkutan langsung ke pusat kota," kata dia saat dihubungi, Jumat, 13 November 2020.
Pemerintah DKI dinilai perlu menyediakan transportasi publik yang cocok bagi kalangan menengah-atas di kawasan Kelapa Gading. Djoko menyayangkan jika rute LRT eksisting tak dimanfaatkan.
Saat ini, LRT Jakarta membentang dari Pegangsaan Dua, Kelapa Gading sampai Velodrome, Rawamangun. Kereta ringan ini hanya melewati enam stasiun layang dengan panjang 5,8 kilometer.
"Kalau cuma LRT yang seperti ini kasihan, tidak laku-laku kan cuma enam kilometer. Siapa yang mau naik?"
Dia mendapat informasi pemerintah DKI mengubah rute LRT Fase II lantaran MRT Fase III bakal melintasi jalur yang sama. Namun, kata Djoko, waktu pembangunan proyek MRT koridor East-West itu belum jelas. "Kalau belum ada kepastian, saya lebih cenderung jalur ini (LRT Velodrome-Dukuh Atas) diaktifkan saja," ujarnya.
Sebelumnya, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI mengkritik rencana pemerintah daerah menghapus rute Velodrome-Dukuh Atas. Sebab, rute ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek 2018-2029.
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menyampaikan perubahan rute Velodrome-Dukuh Atas menjadi Velodrome-Klender-Pondok Bambu-Halim belum final.