Dia mengatakan biaya narik dari jam satu siang hingga empat pagi saban hari membutuhkan sekitar Rp 130 ribu untuk 23 liter bensin. "Kalau bensin turun gopek, cuma beda sepuluh ribuan doang," kata Wahyu.
Awak angkutan menganggap selisih Rp 10 ribu sebagai haknya yang hilang sejak kenaikan bahan bakar minyak pertengahan tahun ini. Sopir seperti Wahyu diwajibkan membayar setoran Rp 90 ribu per hari. Jumlah itu sering tidak terpenuhi. "Seringnya nombok sampai Rp 20 ribu," ujarnya.
Setali tiga uang kalangan pengusaha angkutan berharap tarif tidak diturunkan. "Sejak kenaikan bensin tahun 2004 pengusaha sangat terbebani," kata Syahrul Syam, pemilik empat angkutan kota D11 jurusan Pal Sigunung-Depok.
Menurut Sharul kenaikan harga bensin selalu dibayangi menanjaknya harga onderdil kendaraan. Misalnya harga ban merk Bridgestone yang tahun lalu masih Rp 270 ribu, sekarang sudah mencapai Rp 360 ribu. Begitu juga lakher roda Suzuki Carry naik daro Rp 35 ribu jadi Rp 50 ribu. "Apalagi angkot jauh lebih sering ganti onderdil dari mobil biasa," kata Syahrul.
Reza M