Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat nilai merah dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tapi
epidemiolog dari Surabaya justru menilai sebaliknya.
Penilaian yang disampaikan Wakil Kementerian Kesehatan Dante Saksono di DPR RI itu berdasarkan data grafik angka kasus DKI yang terus naik. Dante juga menyebut upaya tracing kasus di DKI juga belum baik.
Menanggapi penilaian itu, epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo menilai justru selama ini
Pemprov DKI Jakarta terbaik dalam hal testing dan tracing.
Pasalnya, tingkat testing dan tracing kasus Covid-19 di Jakarta bisa mencapai delapan kali lebih dari batas minimum WHO.
"Tapi entah hari-hari ini, karena saya tidak punya datanya," kata Windhu kepada Tempo, Jumat, 28 Mei 2021.
Adapun indikator Rasio Lacak Isolasi yang diatur WHO adalah 1 banding 30. Artinya, setiap 1 kasus positif diikuti pelacakan pada sedikitnya 30 kontak erat. Sementara Testing Rate minimum 1 per 1000 jumlah penduduk dalam seminggu.
"Kalau benar memang DKI menurun dalam hal tracing dan testing, maka harus dikejar, agar kita makin mampu mendeteksi banyak kasus agar bisa diisolasi sehingga tidak menkadi penular di bawah permukaan," ujarnya.