Jakarta - Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Putu Kholis menjelaskan tujuh pelaku pungutan liar terhadap sopir truk di kawasan bongkar muat barang bukan preman jalanan. Menurut Putu, tersangka pelaku merupakan karyawan di pelabuhan bongkar muat barang.
"Mereka regu karyawan yang bertugas pada shift malam di PT JICT yang melayani bongkar muat kontainer," ujar Putu saat dihubungi, Jumat, 11 Juni 2021.
Para tersangka pelaku memungut sejumlah uang dari para sopir truk yang ingin muatannya diangkut ke kepal. Jika tidak mau membayar, para karyawan itu tidak mau melayani para sopir. Hal ini yang kerap mengakibatkan antrean panjang kendaraan di sekitar kawasan pelabuhanZ.
Putih mengatakan para pelaku biasanya hanya berani beraksi pada malam hari saja. "Kalau siang kan ada pengawasan dari manajer, dari kepala regunya," ujar Putu.
Dari hasil penangkapan itu, polisi menyita uang sejumlah Rp 1,2 juta hasil pungutan liar dari para sopir.
Penangkapan terhadap pelaku pungli ini sebelumnya juga dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Utara pada Kamis kemarin. Dalam penangkapan itu, sebanyak 24 orang dari dua pelabuhan digelandang ke kantor polisi.
Penangkapan dilakukan tak lama setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Tanjung Priok dan bertemu dengan para sopir. Mereka mengeluh banyaknya pungutan liar di kawasan pelabuhan. Presiden segera menghubungi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindaklanjuti keluhan itu.
Baca: Penangkapan 24 Pelaku Pungli di Tanjung Priok, Polisi: Atensi Presiden