TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM sampai 30 Agustus 2021. Kali ini, Jokowi memutuskan untuk menurunkan level dari 4 ke 3 pada sejumlah daerah termasuk Jabodetabek. Kepada Tempo, beberapa warga Jakarta memberi tanggapan terhadap keputusan ini.
Vito (20), seorang mahasiswa warga Kelapa Gading, Jakarta Utara menganggap bahwa keputusan ini tidaklah signifikan. Ia menyebut kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 serba tanggung.
“Seharusnya antara benar-benar buka aja semuanya, kan sudah ada aturan sertifikat vaksin. Atau benar-benar tutup. Kalau tutup ya kasih warga jajan. Bansos alokasinya aja enggak jelas,” kata Vito saat dihubungi pada Senin, 23 Agustus 2021, usai mendengar keputusan Jokowi.
Elizabeth (21), seorang mahasiswi warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat juga berpendapat hal yang sama. Ia menilai penerapan PPKM Level 4 saja tidak benar-benar diterapkan dengan baik. Lantas penerapan level 3 malah akan berpotensi meningkatkan angka kasus Covid-19.
“Kemarin saya baru dari PIK, di saat PPKM masih Level 4. Saya enggak ke mal, tapi saya ke kawasan sepedaan dan apakah saya diminta sertifikat vaksin? Enggak. Dicek suhu dan prokes lainnya? Enggak juga. Lalu besok ini udah Level 3? Enggak kebayang sih bakal gimana,” kata Elizabeth saat dihubungi pada Senin, 23 Agustus 2021.
Baca Juga:
Namun ia menaruh harapan pada tingkat vaksinasi DKI yang sudah melampaui target, agar dapat mencegah kenaikan kasus Covid-19.
Sama halnya dengan Hendry, seorang mahasiswa warga Kelapa Gading, Jakarta Utara yang berharap agar pemerintah tegas pada peraturan PPKM Level 3 yang berlaku mulai besok.
“Semoga angka batas kapasitas mal, tempat ibadah, dan lain-lain benar-benar ketat. Jangan sampai tiba-tiba ke mal isinya lebih dari batas yang ditentukan,” kata Hendry saat dihubungi pada Senin, 23 Agustus 2021.
Ia menyetujui penurunan level PPKM dari 4 menjadi PPKM Level 3 di DKI, agar ekonomi warga dapat pulih.
Baca juga: Kasus Covid-19 di DKI Mulai Terkendali, Epidemiolog: Jangan Lengah
ZEFANYA APRILIA