TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler dan kedua paling banyak dibaca kanal Metro, Jumat pagi ini, 27 Agustus 2021 adalah pencopotan para petinggi PT Jakarta Propertindo atau Jakpro. Yang dicopot adalah Direktur Utama PT Jakarta Propertindo atau Jakpro Dwi Wahyu Daryoto dan tiga direkturnya. Sedangkan berita ketiganya adalah imigran Afghanistan yang berada di Bogor, Jawa Barat, ogah kembali negerinya pascakemenangan Taliban.
Berikut kilasan beritanya:
1. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria merespons singkat ketika ditanya soal pencopotan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo alias Jakpro Dwi Wahyu Daryoto. Tempo menanyakan alasan pencopotan Dwi Wahyu saat wawancara dengan awak media di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Riza merespons dengan balik bertanya, "Kenapa?"
Wartawan kembali mempertanyakan pencopotan Dwi Wahyu. Namun, Wagub DKI Riza melengos dan masuk ke dalam mobilnya. Politikus Partai Gerindra ini tak berkomentar apapun.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencopot tiga pimpinan PT Jakpro. Ketiganya adalah Direktur Utama Dwi Wahyu Daryoto, Direktur Pengembangan Bisnis Mohammad Hanief Arie Setianto, dan Komisaris Hadi Prabowo.
2. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberhentikan tiga pimpinan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta, Riyadi, menyatakan pergantian ini biasa terjadi.
"Pergantian pimpinan suatu jabatan, baik itu karena promosi maupun rotasi dalam sebuah perusahaan atau instansi adalah suatu peristiwa yang biasa terjadi," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 26 Agustus 2021.
Mereka yang dicopot adalah Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto, Direktur Pengembangan Bisnis Mohammad Hanief Arie Setianto, dan Komisaris Hadi Prabowo.
Jabatan mereka digantikan oleh Widi Amanasto sebagai Direktur Utama, Gunung Kartiko sebagai Direktur Pengembangan Bisnis, dan M. Hudori sebagai Komisaris.
Riyadi berujar pencopotan dan pengangkatan itu diputuskan dalam Keputusan Para Pemegang Saham (KPPS) di luar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Jakpro pada 25 Agustus 2021.
3. Pengungsi Afghanistan yang kini tinggal di sekitara Megamendung dan Cisarua, Kabupaten Bogor memilih tetap tinggal di wilayah itu dengan segala risikonya. Sebab, saat ini mereka tidak mungkin kembali lagi ke negara asalnya, terutama setelah Taliban menguasai Afghanistan.
"Sebelum kami tiba di rumah kami, duluan kami akan dibunuh dengan cara ditembak mati di bandara oleh Taliban saat kami keluar dari pesawat," kata Khudad Ibrahimi, imgran asal Provinsi Parwan, Afghanistan kepada Tempo, Kamis, 26 Agustus 2021.
Khudad mengatakan pembunuhan bisa saja terjadi kepada setiap warga Afghanistan yang melakukan migrasi, sejak perang pecah di negara mereka sembilan tahun lalu. Sebab, menurut Khudad, milisi Taliban memiliki bank data kependudukan rakyat Afghanistan secara keseluruhan.
"Mereka punya induk data kependudukan kita, mereka akan sangat mudah mencari data kami (pengungsi) melalui monitor mereka. Sehingga jika kami kembali ke sana, kedatangan kami akan diketahui dan mereka bisa membunuh kami dengan penembaknya," ucap Khudad.